Page 21 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 21
pergelangan tangan. Mengenai hal ini tak ada keterangan yang lebih sah dan lebih
tegas dari hadis Umar r.a. katanya, “Aku junub dan tidak mendapatkan air, maka aku
bergelimang dengan tanah lalu salat, kemudian kuceritakan hal itu kepada Nabi saw.,
maka beliau bersabda, “Cukup bila Anda lakukan seperti ini, dipukulkannya kedua
telapak tangannya ke tanah, lalu dihembusnya dan kemudian disapukannya ke muka
dan kedua telapak tangannya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut Sayid Sabiq bahwa tayamum sama dengan wudu, tidak disyaratkan
masuknya waktu, serta bagi orang yang telah bertayamum dibolehkan melakukan
beberapa salat baik fardu maupun sunah sebanyak yang dikehendaki. Hal ini
didasarkan dari Abu Dzar r.a.:
“Bahwa Nabi saw. bersabda, “Tanah itu mensucikan orang Islam, walau ia tidak
mendapatkan air selama sepuluh tahun. Maka seandainya ia telah mendapatkan air,
hendaklah dibasuhkannya ke kulitnya karena demikian lebih baik.” (HR. Ahmad dan
Turmudzi yang menyatakannya shahih).
Tayamum menjadi batal oleh sesuatu yang membatalkan wudu. Begitupun ia
batal disebabkan adanya air. Tetapi, bila seseorang melakukan salat dengan tayamum
kemudia ia menemukan air, maka ia tidak wajib mengulang salatnya walaupun waktu
salat masih ada. Hal ini didasarkan pada hadis dari Abu Said al-Khudri r.a. berkata,
“Dua orang laki-laki pergi melakukan suatu perjalanan. Maka datanglah waktu salat
sedang mereka tidak membawa air, maka mereka bertayamum dengan tanah yang baik
kemudiann mengerjakan salat. Kemudian tidak lama, mereka menemukan air. Maka
yang seorang mengulangi wudu dan sembahyang, sedang yang seorang lagi tidak
mengulangnya. Lalu mereka datang kepada Nabi saw. dan menceritakan peristiwa itu.
Nabi saw. pun bersabda kepada orang yang tidak mengulang: “Anda telah berbuat
sesuai dengan sunah, dan salat Anda telah terpenuhi”. Ia bersabda pula kepada orang
yang mengulang wudu dan salatnya, “Anda mendapat ganjaran dua kali lipat.” (HR.
Abu Daud dan Nasai).
Tetapi bila menemukan air itu, atau dapat menggunakannya setelah mulai salat
tapi belum selesai, maka tayamum jadi batal dan ia harus mengulangi bersuci dengan
memakai air. Seandainya orang junub atau perempuan haid bertayamum kemudian
salat, tidaklah wajib ia mengulangnya. Hanya ia wajib mandi bila telah dapat
menemukan air.
4) Mengusap di atas Pembalut (Perban atau Plaster)
a) Seorang penderita luka yang khawatir jika menggunakan air dalam wudu atau
mandi akan menambah parah lukanya itu atau memperlambat kesembuhannya,
dibolehkan mengusap (dengan tangan yang basah) anggota tubuhnya yang terluka.
Apabila hal itu membahayakan, hendaknya ia menutup luka itu dengan perban atau
pembalut lain. Sebagai pengganti bagian tubuhnya yang tertutup pembalut dan tidak
terkena air, hendaklah ia bertayamum. Boleh juga ia mendahulukan tayamumnya
sebelum wudu atau mandi.
20