Page 17 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 17
a) Mulai dengan mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali.
b) Kemudian membasuh kemaluan.
c) Lalu berwudu secara sempurna seperti halnya wudu pada saat ingin mengerjakan
salat. Ia juga boleh menangguhkan membasuh kedua kaki hingga selesai mandi,
bila ia mandi di tempat tembaga dan sebagainya.
d) Kemudian menuangkan air ke atas kepala sebanyak tiga kali sambil menyela-nyela
rambut agar air dapat membasahi urat-uratnya.
e) Lalu mengalirkan air ke seluruh badan dengan memulai sebelah kanan, lalu sebelah
kiri tanpa mengabaikan dua ketiak, bagian dalam telinga, pusar, dan jari-jari kaki
serta menggosok anggota tubuh yang dapat digosok.
4) Pendapat ulama Mazhab terhadap hal yang diharamkan bagi yang berjunub
Menurut mayoritas ulama seorang yang berhadas besar (junub) diharamkan
melakukan salat dan tawaf di sekitar Ka’bah, memegang, dan membawa mushaf al-
Quran, kecuali dalam keadaan darurat untuk menyelamatkannya atau mengembali-
kannya ke tempatnya semula setelah terjatuh dan sebagainya. Namun, al-Jaziri
mengungkapkan perbedaan para ulama mazhab berkaitan dengan membaca al-Quran
dan berdiam diri di masjid bagi orang yang berhadas besar.
Ulama Malikiyah berpendapat bahwa orang yang berjunub tidak boleh membaca
al-Quran kecuali dua syarat. Pertama, membaca suatu yang mudah dan kedua,
membaca dalam dua situasi: dengan tujuan menjaga dari musuh dan untuk
menunjukkan hukum syarak. Juga tidak dibolehkan masuk masjid, kecuali dua
keadaan, yaitu: tidak air untuk mandi, kecuali di masjid tetapi diharuskan bertayamum
sebelum masuk masjid dan tidak ada tempat penampungan dari bahaya kecuali di
masjid.
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa orang yang berjunub diharamkan
membaca al-Quran sedikit atau banyak, kecuali dalam dua keadaan. Pertama, untuk
mengawali setiap urusan dengan membaca basmalah. Kedua, membaca ayat-ayat
pendek untuk berdoa. Juga diharamkan bagi yang berjunub masuk masjid, kecuali
dharurat. Misalnya tidak ada air untuk mandi kecuali di masjid, tetapi diharuskan
bertayammum terlebih dahulu.
Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa orang yang berjunub diharamkan
membaca al-Quran sekalipun satu huruf jika bermakud untuk membaca. Tetapi, jika
bermaksud untuk berzikir tidak diharamkan. Juga tidak dibolehkan diam di masjid,
kecuali hanya sekedar lewat itupun jika dirasa aman untuk tidak mengotori masjid.
Ulama Hanabilah berpendapat bahwa orang yang berjunub dibolehkan membaca
al-Qur’an pada ayat-ayat pendek, tidak boleh lebih dari itu. Boleh juga diam di masjid
jika dirasa aman untuk tidak mengotori masjid.
Pada intinya pendapat para ulama mazhab di atas adalah untuk menjaga kesucian
kitab suci dan tempat ibadah, sehingga orang yang berjunub tidak dibolehkan
membaca al-Qur’an dan diam di masjid. Adapun dalil yang mereka gunakan adalah
sabda Rasulullah saw.:
16