Page 16 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 16
(3) Bila seorang bangun tidur, lalu menemukan basah tetapi tidak ingat bahwa ia
bermimpi, maka ia wajib mandi jika ia yakin bahwa itu adalah mani. Karena
pada zhahirnya, air mani itu keluar disebabkan mimpi.
(4) Jika seorang merasakan hendak keluarnya mani pada saat memuncaknya
syahwat, tetapi ia menahan kemaluannya hingga ia tidak keluar, maka orang
tersebut tidak wajib mandi.
(5) Jika melihat mani pada kainnya, tetapi tidak mengetahui waktu keluarnya dan
kebetulan sudah salat, maka ia wajib mengulangi salat dari waktu tidurnya yang
terakhir, kecuali bila ada keyakinan bahwa keluarnya sebelum itu sehingga ia
harus mengulangi dari waktu tidur yang terdekat di mana mani itu mungkin
keluar.
b) Hubungan kelamin, yaitu memasukan alat kelamin pria ke dalam alat kelamin
wanita, walau tidak sampai keluar mani, karena berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Dan jika kamu junub, maka mandilah....” (QS al-Maidah/5: 6). Menurut Syafi’i,
bahwa hakikat junub adalah hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan,
walaupun tanpa disertai orgasme.
c) Haid dan nifas jika sudah berhenti, berdasarkan firman Allah swt.:
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah suatu
kotoran. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintah Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS al-Baqarah/2: 222).
d) Melahirkan baik anak yang dilahirkan itu cukup umur maupun tidak, seperti
keguguran.
e) Mati, jika seorang menemui ajal kematiannya, maka ia wajib dimandikan berdasar-
kan ijma’ ulama.
f) Orang kafir jika sudah masuk Islam. Ia juga wajib mandi sebagai awal dari
penyucian dirinya.
2) Fardu (Rukun) Mandi
Menurut al-Jaziri, bahwa para ulama mazhab berbeda pendapat dalam
menetapkan fardu/rukun mandi. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa fardu mandi
ada tiga. Pertama berkumur-kumur, kedua, memasukkan air ke hidung dan ketiga,
membasuh seluruh badan dengan air. Ulama Malikiyah berpendapat bahwa fardu
mandi ada lima, yaitu: niat, meratakan badan (zhahir) dengan air, muwalat,
menggosok-gosok seluruh badan dengan air, dan menyela-nyela anggota badan seperti
rambut.
Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa fardu mandi ada dua, yaitu: niat meratakan
seluruh anggota badan dengan air. Sedangkan ulama Hanabilah berpendapat bahwa
fardu mandi cukup meratakan seluruh badan dengan air termasuk berkumur-kumur
dan memasukkan air ke dalam hidung.
3) Sunah-sunah Mandi
Seseorang yang mandi harus memperhatikan perkara-perkara yang pernah
dilakukan Rasulullah saw., pada saat mandi, yaitu sebagai berikut:
15