Page 29 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 29

Tidak  sah  salat  yang  dikerjakan  sebelum  masuk  waktunya  ataupun  setelah
                     keluarnya waktu kecuali ada halangan.
                        5) Menghadap kiblat
                           Jika berada dalam masjid Haram Mekah, maka harus menghadap langsung, dan
                     jika jauh dari Baitullah, maka cukup menghadap ke arahnya berdasarkan firman Allah
                     Ta’ala:
                                                                             ِ ِ
                                                                                                ِ
                                                                        ِ
                                                        ُْ
                                            هرْ طش مُ كهوجو اولو ف متنك ام ثيحو مارْ محا دجسمْلا رْ طش كهجو      لو ف َ ….
                                                       ْ َ ُ ُ
                                             َ
                                               ْ َ ُ ُ َ ْ
                                                                َ ُ َْ َ ََ
                                                                                ْ َ َ
                                                                                                 َ
                                          َُ
                                                                                       َ َ َ ْ َ
                           Maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram di mana saja kamu (sekalian)
                           berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya. (QS al-Baqarah/2: 150).
                           Juga sabda Nabi saw. terhadap orang yang buruk dalam salatnya:
                                                               ةلبقلا لبقتسا ثم ءوضولا غبسأف ةلاصلا لىإ تمق اذإ
                           Jika  engkau  hendak  salat,  maka  berwudu’lah  dengan  sempurna  kemudian
                           menghadaplah ke Kiblat. (Muttafaq ‘alaihi).
                           Salat boleh dilakukan dengan tidak menghadap ke kiblat ketika dalam keadaan
                     sangat takut dan ketika salat sunat di atas kendaraan sewaktu dalam perjalanan. Allah
                     berfirman:
                                                                                                  ِ
                                                                                              َ ُْ ْ َ
                                                                                          ً
                                                                                  ً
                                                                                            َ ْ
                                                                                    َ ُ ْ
                                                                                    ناابْ كر وَأ لااج ِ رف متفخ نإف
                           Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka salatlah sambil berjalan atau
                           berkendaraan. (QS al-Baqarah/2: 239).
                     يْغ وأ ةلبقلا يلبقتسم ناابكر وأ مهمادقأ ىلع امايقو لااجر اولص كلذ نم دشأ وه فوخ ناك نإف
                                                                                                 اهيلبقتسم
                           Ibnu Umar r.a. berkata tentang tafsir ayat ini, “Jika rasa takut melebihi itu, maka
                           mereka  boleh  salat  sambil  jalan  kaki  atau  berkendaraan  dengan  menghadap
                           kiblat maupun tidak menghadap kiblat.” (HR. Bukhari).
                           Sedang  jika  dalam  perjalanan  (berkendaraan)  boleh  tidak  menghadap  kiblat
                     ketika salat sunah.
                      ةضيرفلا دارأ اذإف تهجوت    ثيح هتلحار ىلع يلصي ملسو هيلع الله ىلص الله لوسر ناك :لاق رباج نع


                                                                                             ةلبقلا لبقتساف لزن

                           Dari  Jabir  r.a.  ia  berkata,  “Rasulullah  saw  salat  di  atas  kendaraannya  sesuai
                           dengan  kendaraannya  mengarah.  Jika  ia  ingin  salat  fardu,  ia  turun  dari
                           kendaraannya lalu menghadap kiblat” (HR. Bukhari).
                           Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa jika ingin melakukan yang  fardu,
                     Rasulullah  saw.  turun  dari  kendaraannya  lalu  menghadap  kiblat.  Kesimpulannya
                     menghadap  kiblat  adalah  syarat  sahnya  salat,  maka  ia  tidak  gugur  kecuali  dalam
                     keadaan sangat takut (bahaya) dan saat salat sunah dalam bepergian sebagaimana telah
                     disebutkan. Barangsiapa berusaha mencari arah kiblat lalu ia salat menghadap ke arah
                     yang  disangka  olehnya  sebagai  arah  kiblat  ternyata  salah,  maka  dia  tidak  wajib
                     mengulang.
                           Dari ‘Amir bin Rabi’ah r.a., ia berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah saw.
                           dalam suatu perjalanan di suatu malam yang gelap dan kami tidak mengetahui





                                                                                                      7
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34