Page 59 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 59
Sedangkan dalil dari sunah, sabda Rasulullah:
ِ ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
َّ
َّ يَهت ن يا ل « هبَنم داوعاأ ىا لع ُ لوق ي ا - ملسو هيلع الله ىلص - َّ للَّا ا لوسر اع س امنَّاأ هثََّ دح ةر يره بَاأو رمع نب
اْ
ا اْ
ُ
ا
ا ُ
ا
ْ
ا ُ ا اْاُ ا ا اا ُ ا ْ
ا
ا
ُ ا ا
ا
ِِ
ِ
ِِ
ِ ِ
ِ
ِ
.» يَلفاغْلا نم ننوُ كيا ل َُّ ثُ مبِوُ ل ق ىا لع َّ للَّا نمتخيا ل واأ تاعمْ لجا مهعدو نع ماو قاأ
ْ
ُ
َُّ
ا ا
ا
ْ
ا
ا ُ
ا
ا
َّ ْ ا ْ
ْ ْ ا ٌ ا
ا ُُ ُ
Hendaklah satu kaum berhenti dari meninggalkan salat Jumat, atau kalau tidak,
maka Allah akan mencap hati-hati mereka, kemudian menjadikannya termasuk
orang yang lalai.” (HR. Imam Muslim).
Salat Jumat ini diwajibkan bagi setiap umat Islam dan dikecualikan bagi hamba
sahaya, kaum wanita, anak-anak, orang sakit dan orang yang sedang berhalangan/
uzhur seperti sakit atau bepergian. Hal ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah saw.:
ِ
ِ
ِ
ٍ
ِِ
فِ ِ ٍ ملسم ِ لك ىا لع بجاو ٌّ قح ةعمْ لجا « لاق - ا ا ملسو هيلع الله ىلص - ِِ بَّنلا ِ نع باهش ِ نب قراا ط نع
ُ
ُ
ا
ْ ا
ْ
ا
ا ٌ
ا ا اُُ
ْ ُ ى
ى
ِ ٍ
ا اا
ْا ٌ ً
ٌ ا ْ ٌّ ا ْ اْ
ْا ااْ
» ضيِ رم واأ ِ بص واأ ٌ ةاأرما ِ واأ ٌ كوُ لمَ دبع ةع براأ َّ لاإ ةعاجَ
Jumat itu wajib bagi setiap Muslim dengan berjamaah, kecuali empat (golong-
an), yaitu: hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang yang sakit.” (HR. Abu
Daud dan Hakim).
Sedangkan tentang hukum musafir, para ulama berbeda pendapat tentang wajib
tidaknya salat Jumat bagi mereka. Ada dua pendapat, yaitu:
Pertama, musafir tidak diwajibkan salat Jumat. Ini adalah pendapat jumhur ulama,
dengan dasar bahwa Rasulullah saw. dalam seluruh safarnya tidak pernah melakukan
salat Jumat, padahal bersamanya sejumlah sahabat beliau. Hal ini dikuatkan dengan
kisah haji wada, sebagaimana disampaikan oleh Jabir bin Abdillah dalam hadis yang
panjang.
امهنيب لصي لمو رصعلا ىلصف ماقأ ثُ رهظلا ىلصف ماقأ ثُ نذأ ثُ ... سانلا بطخف يداولا نطب تيأف
ائيش
Lalu beliau mendatangi Wadi dan berkhutbah … kemudian (Bilal) menguman-
dangkan azan, kemudian iqamah dan salat Zuhur, kemudian iqamah dan salat
Asar, dan tidak salat sunah di antara keduanya…. (HR. Muslim).
Kedua, musafir wajib melakukan salat Jumat. Ini merupakan pendapat mazhab
Zahiriyah, al-Zuhri, dan al-Nakha’i. Mereka berdalil dengan keumuman ayat dan hadis
yang mewajibkan salat Jumat dan menyatakan baha tidak ada satupun dalil sahih yang
mengkhususkannya hanya untuk muqim.
Dari kedua pendapat tersebut, maka yang rajih adalah pendapat pertama
dikarenakan kekuatan dalil yang ada. Pendapat inilah yang dirajihkan Ibnu Taimiyah,
sehingga setelah menyampaikan perselisihan para ulama tentang kewajiban salat
Jumat dan Id bagi musafir, ia berkata, “Yang jelas benar adalah pendapat pertama
bahwa hal tersebut tidak disyariatkan bagi musafir, karena Rasulullah saw. telah
bepergian dalam banyak safar, telah berumrah tiga kali selain umrah ketika hajinya
dan berhaji haji wada’ bersama ribuan orang, serta telah berperang lebih dari dua puluh
peperangan, namun belum ada seorangpun yang menukilkan bahwa beliau melakukan
salat Jumat, dan tidak pula salat Id dalam safar tersebut. Bahkan, beliau salat dua rakaat
saja dalam seluruh perjalanan (safar)nya.”
3