Page 39 - MODUL JUAL BELI
P. 39
produksinya. Bila hal ini terjadi maka akan mengurangi kesempatan kerja dan
pendapatan sehingga akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
D. Hikmah Pengharaman Riba dan Upaya Penanggulangannya
1. Hikmah Pengharaman Riba
Riba telah jelas dan tegas dilarang dalam Islam. Pelarangan riba dalam al-
Qur’an tidak diturunkan sekaligus melainkan secara bertahap, sejalan dengan kesiapan
masyarakat pada masa itu, seperti pelarangan minuman keras. Adapun tahap-tahap
pelarangan riba dalam al-Qur'an dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap pertama, disebutkan bahwa riba akan menjauhkan kekayaan dari keberkahan
Allah, sedangkan shodaqoh akan meningkatkan keberkahan berlipat ganda (QS al-
Rum/: 39);
b. Tahap kedua, pada awal periode Madinah, praktik riba dikutuk dengan keras,
sejalan dengan larangan pada kitab-kitab terdahulu. Riba dipersamakan dengan
mereka yang mengambil kekayaan orang lain secara tidak benar dan mengancam
kedua belah pihak dengan siksa Allah yang pedih (QS al-Nisa’/4: 160-161);
c. Tahap ketiga, pelarangan riba dengan dikaitkan pada suatu tambahan yang berlipat
ganda (QS Ali Imran/3: 130). Ayat ini turun setelah perang Uhud yaitu tahun ke-3
Hijriyah. Menurut Antonio (2001: 49), istilah berlipat ganda harus dipahami
sebagai sifat bukan syarat sehingga pengertiannya adalah yang diharamkan bukan
hanya yang berlipat ganda saja sementara yang sedikit, maka tidak haram,
melainkan sifat riba yang berlaku umum pada waktu itu adalah berlipat ganda;
d. Tahap keempat, merupakan tahap terakhir di mana Allah dengan tegas dan jelas
mengharamkan riba, menegaskan perbedaan yang jelas antara jual beli dan riba dan
menuntut kaum Muslimin agar menghapuskan seluruh hutang- pihutang yang
mengandung riba (QS al-Baqarah/2: 278-279);
Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, jika Islam memperketat urusan riba dan
memperkeras keharamannya, sesungguhnya ia bermaksud memelihara kemaslahatan
manusia baik mengenai akhlak, hubungan sosial, maupun ekonominya. Dari
pernyataan tersebut sangat jelas bahwa yang diinginkan Islam adalah kebaikan, usaha
keras, kemandirian, dan tolong menolong. Bukan sebaliknya menindas, dan mengeks-
ploitasi sesama saudaranya.
Para ulama Islam menyebutkan beberapa alasan rasional mengenai hikmah
diharamkannya riba. Penjelasan ini kemudian diperkuat oleh kajian-kajian kontem-
porer. Imam al-Razi, misalnya, di dalam tafsirnya menjelaskan sebagai berikut:
a. Alasan dari Aspek Ekonomi
Bahwa riba adalah mengambil harta orang lain tanpa imbalan, karena orang yang
menjual satu dirham dengan dua dirham berarti dia mendapatkan tambahan satu
dirham tanpa ada imbalan apa-apa. Sedang harta seseorang merupakan standard
hidupnya yang memiliki kehormatan besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Kehormatan harta seseorang seperti kehormatan darahnya.” Oleh karena itu,
mengambil harta orang lain tanpa imbalan sudah pasti haram;
7