Page 10 - e book penelitia PDUPT arimbawa 4012
P. 10

didukung  sumber daya manusia dengan keterampilan  dan kecerdasan
            dalam mengolah atau upcycle tempurung kelapa menjadi beraneka produk
            kerajinan yang  memiliki  nilai tambah.  Kemampuan membuat produk

            kerajinan tersebut merupakan pengejawantahan salah satu aktivitas budaya
            masa lampau yang diwarisi secara tradisional dan menjadi basis local genius,
            seperti: keterampilan dan kecerdasan dalam pembuatan wadah dengan
            bahan tempurung kelapa berupa: beruk (tepat menyimpan garam), tambang
            (tempat air), patan atau cengkilik untuk menakar beras, dasar atau lepek,
            sinduk (sendok nasi),  cedok  atau gayung,  canting  atau gayung  kecil dan
            sebagainya.

                 Munculnya  kerajinan  upcycle  limbah  tempurung  kelapa  yang
            berkembang  di  Desa  Banjarangkan  sekitar  tahun  1986,  diawali  oleh
            kreativitas  salah  seorang  warga  di  daerah  tersebut  yang  muncul  dari
            kepedulian  terhadap  limbah  tempurung  kelapa  yang  banyak  dibuang
            percuma oleh warga masyarakat hanya sebagai sampah. Berangkat dari
            kondisi  tersebut,  kemudian  dicoba  untuk  memanfaatkannya  sebagai
            material  untuk  membuat  produk  kerajinan.  Setelah  beberapa  kali
            melakukan percobaan akhirnya berhasil membuat produk kerajinan yang
            pertama kali berupa kancing baju. Walhasil, ternyata produk yang dibuat
            tersebut  mendapat  respon  dan  apresiasi  positif  dari  masyarakat,
            khususnya  dari  para  pengusaha  yang  bergerak  dalam  bidang  garmen,
            toko  yang  menjual  peralatan  jahit-menjahit  dan  sebagainya.  Kondisi
            tersebut  membuat  lebih  termotivasi  untuk  terus  berkarya  dan
            mengembangkan      dengan  berbagai    varian   produk    kerajinan
            menggunakan material dari limbah tempurung kelapa. Warga masyarakat
            di Desa Banjarangkan juga ada yang turut serta mengembangkan dan
            bahkan  dijadikan  sebagai  mata  pencaharian  dalam  bentuk  industri
            rumahan.

                 Hal tersebut memberi gambaran bahwa modal utama untuk merintis
            usaha atau startup bukan semata-mata kemampuan finansial atau jejaring.
            Namun, perlu ditopang dengan daya kreativitas, keuletan dan semangat
            pantang menyerah. Kreativitas dan ditopang keterampilan serta sensitivitas

                                                                             2
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15