Page 14 - e book penelitia PDUPT arimbawa 4012
P. 14
Secara etimologi kata kriya atau kria berasal dari bahasa Sansekerta
“kr” yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi
karya, kriya dan kerja. Dalam bahasa Jawa disebut pekaryaan yang berarti
pekerjaan dan pengertian tersebut mengacu kepada hasil suatu pekerjaan
yang disebut ‘karya’. Pengertian tersebut sesuai dengan penjelasan dalam
Kamus Bahasa Kawi Indonesia bahwa kriya berarti pekerjaan atau perbuatan
(Wojowasito, 1977). Demikian juga menurut Moeliono, et al (1994) bahwa
perkataan kriya berarti pekerjaan tangan. Kriya dalam arti yang khusus
bukanlah hanya bertumpu pada intensitas rajin dan kualitas skil yang
tinggi atau craftsmanship semata. Namun, di dalamnya terkandung nilai-nilai
keindahan, keunikan, kosmologis, simbolis, filosofis dan sekaligus fungsional.
Kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang memiliki akar
tradisi yang bermutu tinggi atau adiluhung. Sebab pada masa lampau, para
kriyawan penciptaan karya seni dilakukan secara totalitas dengan
ketekunan dan konsep filosofi tinggi serta dilandasi dengan pengabdian
yang tulus. Dalam konsep tersebut termaktub pola pikir metafisis yang
mengandung muatan nilai-nilai spiritual, religius, serta magis. Kesadaran
kolektif terhadap lingkungan alam, solidaritas organik yang tinggi dan
didukung oleh tatanan budaya tradisional sehingga menghasilkan karya
kriya yang berkualitas dan mencerminkan seluruh kehidupan batin manusia
yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan pada masa dari sebuah
budaya yang berlangsung pada masa lampau.
Pengertian kriya juga diselaraskan dengan handicrafts dan
digunakan untuk menyebut suatu cabang seni rupa yang mengutamakan
keterampilan yang luar biasa (virtousity) menggunakan tangan. Namun,
dalam Encyclopedia of World Art (1963) didefinisikan: The word “handicrafts”
refers to useful or decorative objects made by hand or with tool by workman who has
direct control over the product during all stages of production. Artinya dalam pengerjaan
kriya tidak absolut hanya menggunakan tangan. Namun, tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan bantuan peralatan kerja, asalkan
sepanjang proses pembuatannya kriyawan sepenuhnya dapat menguasai
6