Page 44 - e book penelitia PDUPT arimbawa 4012
P. 44

kelapa  di  Desa  Banjarangkan  luasnya  37,79  Ha  dan  produksi  kelapa
            sebanyak 36,08 ton (Badan Pusat Statistik, 2016). Selain hal tersebut,
            mengingat  penggunaan  kelapa  sebagai  bahan  konsumsi  masih

            dibutuhkan di masyarakat sampai saat ini, seperti: untuk bahan minyak
            kelapa  tradisional  atau  untuk  pelengkap  olahan  makanan  lainnya,
            sehingga kebutuhan limbah tempurung kelapa untuk bahan kerajinan
            diyakini tetap masih tercukupi.

                 Kemunculan  usaha  upcycle  limbah  tempurung  kelapa  menjadi
            produk  kerajinan  di  Desa  Banjarangkan,  menurut  hasil  wawancara
            dengan Anak Agung Gede Raka Astawa (29 September 2021) sebagai
            salah seorang perajin tempurung kelapa dari Banjar Kahuripan Tengah
            menjelaskan  bahwa,  awal  menekuni  kegiatan  tersebut,  karena
            kepeduliannya melihat limbah tempurung kelapa semata-mata dibuang
            sebagai  sampah  atau  hanya  digunakan  arang  untuk  bahan  bakar.
            Berangkat dari pengamatannya, maka muncul ide untuk memanfaatkan
            menjadi sesuatu yang lebih berfaedah. Sekitar tahun 1986, berawal dari
            suatu “kebetulan”, di mana kala itu, beliau membeli sebuah motor listrik
            bekas  pompa  air.  Kemudian  di  benaknya  muncul  gagasan  untuk
            memodifikasi  motor  listrik  tersebut  menjadi  mesin  sederhana  untuk
            membuat kancing baju dengan bahan limbah tempurung kelapa (lihat
            Gambar 6) dan membuat mata bor khusus untuk membentuk kancing
            baju  (lihat  Gambar  7).  Setelah  beberapa  kali  melakukan  percobaan,
            akhirnya  alat  tersebut  berhasil  digunakan.  Gagasan  tersebut  terus
            dirintis,  ditekuni  dan  dikembangkan,  sehingga  berhasil  membuat
            kancing baju, seperti tampak pada Gambar  9-10. Keberhasilan Anak
            Agung  Gede Raka Astawa juga dibenarkan oleh Cok Raka Adnyana
            sebagai  salah  seorang  tokoh  masyarakat,  mantan  kepala  Desa
            Banjarangkan dan sekaligus pernah ikut membuat kerajinan tersebut.
            Beliau juga menjelaskan bahwa keberadaan kerajinan tempurung kelapa
            di Desa Banjarangkan memberi dampak positif terhadap masyarakat,
            karena usaha tersebut banyak menyerap tenaga produktif.




                                                                            36
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49