Page 41 - e book penelitia PDUPT arimbawa 4012
P. 41
UPCYCLE LIMBAH
BAB VI
TEMPURUNG KELAPA DI
DESA BANJARANGKAN
KLUNGKUNG
6.1 Riwayat Kerajinan Upcycle Limbah Tempurung Kelapa Di
Desa Banjarangkan Klungkung.
Upaya yang dilakukan oleh para perajin di Desa Banjarangkan
termasuk lingkup upcycle, yakni menggunakan dan mengangkat nilai
limbah tempurung kelapa menjadi produk kerajinan baru. Suatu
tindakan dengan ditopang daya kreativitas para perajin, sehingga
mampu mentransformasikan nilai menjadi indah dan bermanfaat dan
lebih bernilai ekonomis. Usaha upcycle tempurung kelapa di daerah
tersebut juga termasuk domain aktivitas kriya dengan kecenderungan
membuat produk sekuler berupa produk kerajinan fungsional dan
pajangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gustami (2007) bahwa, pada
kriya termaktub tiga tujuan yaitu: pragmatis, magis dan hiburan. Hal
senada yang disampaikan Mattil (1971) dalam bukunya Meaning In Craft
bahwa, crafts were created for ritual, social activities, theatre, and entertainment,
social activities, theatre, and entertainment. Kriya adalah karya yang memiliki
karakteristik dan unik serta di dalamnya terkandung nilai: estetik,
simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional. Dalam proses penciptaan
produk didukung craftmenship tinggi (Gustami, 2007). Demikian juga
penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaknai sebagai
pekerjaan (kerajinan) tangan (Kridalaksana, 1994).
Pemahaman tentang upcycle tempurung kelapa didekatkan pada
kegiatan kerajinan, karena dalam proses produksi upcycle tempurung
kelapa selain dilakukan dengan keterampilan tangan, juga didukung
beberapa peralatan dengan tenaga listrik. Hal ini mengacu pada
33