Page 49 - Ceritaku, Imajinasiku Kumpulan Cerita Pendek Anak Nusantara (Winastwan Gora, Miwahyudi W., Rafii Hamdi etc.) (Z-Library)_Neat
P. 49
terberat harimau untuk mendapatkan makanan. membuat ia sedikit kesiangan bagun, matahari pun sudah
memancarkan rasa panasnya ketika ia bagun tadi.
Harimau terus bejalan diatara semak semak berharap ada
binatang yang diketemukanya disitu, tak terasa sampailah dia di Dengan malas kancil menuju sungai, melewati semak
bantaran sungai yang berbatu, “gluk … gluk …gluk”, suara semak, jalan pintas yang lebih dekat dan aman agar terhindar
harimau yang sedang minum karena kehausan, sebab, sedari dari harimau pikirnya, langkah gontai yang sedikit
tadi dia berjalan tak satu pun mangsa yang di dapatnya, setelah menimbulkan suara rumput yang terinjak membangunkan
minum harimau itu duduk bersandar dipohon besar didekat kesadaran harimau yang sedang melamun dibawah pohon,
sungai, hanya air yang didapat nya untuk melepas dahaga, khayalannya buyar, ia mempertajam pendengarannya,
namun rasa lapar yang dirasa masih ada. mendengarkan suara semak semak dan rumput yang terijak,
seperti suara sesuatu yang berjalan ke arah nya katanya, harimau
Di tempat lain terlihat kancil yang baru bangun dari
pun berkir dan mulai mengatur siasat, agar keberadaanya
tidurnya, pagi itu ia terlihat kurang semangat, “kresek…kresek…
disitu tidak di ketahui, ia bersembunyi diantara pohon pohon
kresek” ia keluar dari tempat tidurnya, “uuuuaaaaaaa... krek…krek”
disekitar sungai itu.
suara tulang tulang nya terdengar jelas ia melakukan
perenggangan badan, sedikit gerakan senam dilakukan nya, Dibalik persembunyiannya, harimau mulai berfokus diri,
“pagi yang cerah, tapi tak secerah hatiku”, gumam nya dalam hati, kalo benar itu tebakan nya, maka ia akan dapat makanan enak
memalas pagi itu yang dirasakannya. nan lezat pikir nya dalam hati. Sementara itu kancil terus
melangkah tampa curiga sedikitpun, rasa haus membuat
“Ehem…ehm”, kering terasa tenggorokannya, perasaan
kesigapannya terhadap bahaya hilang, seperti tidak akan terjadi
ingin sesuatu yang segar segera mengalir di tengorokannya pagi
apa-apa, kancil terus melangkah menuju sungai, sesampainya di
itu, ”haus…aku ingin minum” katanya dalam hati, melangkah lah
sungai, tampa berpikir lagi ia langsung melaksanakan niatnya
ia menuju sungai dekat rumah nya, tidur yang lelap malam itu,
untuk membasahi tenggorokannya yang kering,
membuat ia tidak tau apa yang sedang terjadi di pagi hari nya,
“gluk…gluk..gluk…ahhh”, suara kancil yang sedang minum.
lelah yang mendera setelah aktitas berat nya kemaren,
44 45

