Page 10 - Membaca Konflik Aceh Singkil
P. 10

oleh penyuluh agama yaitu, (1) proses aksi sosial,   Al-Qardhawi  juga  menjelaskan  bahwa  terdapat
               (2)  keanekaragaman  budaya,  (3)  pemograman      rambu-rambu  moderasi  beragama  dalam  Islam,
               bidang    pendidikan,   (4)   perikatan,   (5)     yaitu (1) pemahaman Islam secara komprehensif,
               penyampaian  pendidikan  dan  informasi,  (6)      (2) keseimbangan antara ketetatpan syariah dan
               hubungan antarpribadi, (7) pengetahuan tentang     perubahan   zaman,   3)   dukungan   kepada
               organisasi,  (8)  kepemimpinan,  (9)  pengelolaan   kedamaian   dan    menjunjung     nilai-nilai
               organisasi,  (10)  profesionalisme  (Amirulloh,    kemanusiaan, (4) pengakuan terhadap pluralitas
               2016).                                             agama,  budaya,  dan  politik,  (5)  mengakui  hak-
                       Melalui  pemahaman  dan  kesadaran         hak minoritas (Sutrisno, 2019).
               mengenai  multikultural,  para  penyuluh  agama           Berpijak  dari  pemahaman  di  atas,  baik
               diharapkan  dapat  berfungsi  sebagai  agen  yang   adat  Aceh  maupun  Islam  memiliki  wajah  yang
               bersifat  konsultatif,  edukatif  ,  dan  advokatif   ramah  terhadap  keberagaman.  Konsep  inilah
               (Jafar  &  Amrullah,  2019).  Sifat  konsultatif   yang  perlu  dipahami  oleh  seluruh  masyarakat.
               diartikan bahwa penyuluh agama mampu menjadi       Masyarakat  masih  dapat  memegang  teguh  dan
               problem  solver  yang  membantu  masyarakat.       meyakini agamanya tanpa harus merenggut hak-
               Sementara  itu,  fungsi  edukatif  menjadikan      hak beragama penganut agama lain. Munculnya
               penyuluh  agama  sebagai  pembawa  pencerahan      intoleransi dalam kehidupan kebebasan beragama
               bagi  masyarakat  melalui  ajaran-ajaran  luhur    menjadi  pekerjaan  rumah  seluruh  pihak,  baik
               agama.  Adapun  fungsi  advokatif  menempatkan     masyarakat maupun pemerintah.
               penyuluh agama sebagai mediator yang memiliki
               tanggung jawab moral dan sosial terhadap konflik    KESIMPULAN
               dalam dimensi kehidupan beragama.                         Kebebasan  beragama  pada  dasarnya
                       Islam  sebagai  agama  yang  dianut  oleh   telah  diatur  dan  dilindungi  oleh  konstitusi.
               mayoritas  masyarakat  Aceh  Singkil  pada         Apalagi  pada  daerah  yang  diistimewakan
               dasarnya  memiliki  nilai-nilai  yang  dapat       memiliki  otonomi  khusus,  aktivitas  keagamaan
               digunakan  untuk  sarana  internalisasi  moderasi   telah  dijamin  dan  diakomodasi.  Akan  tetapi,
               beragama.  Dalam  ajaran  Islam  sikap  moderasi   realitanya menunjukkan sebaliknya.
               beragama  termanifestasikan  pada  konsep  al             Beberapa  daerah  di  Indonesia,  terdapat
               wasathiyah  yang  bermakna  seimbang.  Artinya,    kelompok      yang     masih     mengalami
               dalam beragama ada keseimbangan antara ajaran      ketidakbebasan  dalam  mengeksprersikan  laku
               yang    terdapat   dalam   kitab   suci   dan      ibadah dan spritualnya. Salah satu daerah tersebut
               implementasinya  secara  kontekstual.  Hal  ini    adalah  Aceh  Singkil.  Sebagaimana  dipahami
               didasarkan  pada  prinsip  maqashid  atau  tujuan   bahwa  Aceh  merupakan  daerah  istimewa  yang
               ditetapkannya hukum Islam (Syariah) (Akhmadi,      memiliki  otonomi  khusus  dalam  menerapkan
               2019).                                             berbagai  kebijakan  untuk  mengatur  kehidupan
                       Konsep serupa wasathiyah dalam Islam       bermasyarakat.
               juga  dikenal  dengan  at-tawazun.  Hal  tersebut         Kebijakan   otonomi   khusus    yang
               sebagaimana  dikatakan  Yusuf  Al-Qaradhawi        diterapkan  tidak  terkecuali  dalam  urusan
               yang   menngemukakan     bahwa    at-tawazun       keberagamaan.  Namun,  perlindungan  dan
               merupakan upaya menjaga keseimbangan supaya        jaminan  atas  aktivitas  keberagamaan  belum
               tidak  mendominasi  dan  menegaskan  yang  lain    sepenuhnya terwujud. Hal ini ditandai oleh kasus
               (Abror,  2020).  Dapat  dikatakan,  at-tawazun     intoleransi terhadap kaum minoritas. Bedasarkan
               sebagai karakteristik untuk menjaga individu dari   hal tersebut, pendekatan kultural dan agama pada
               kecenderungan sikap ekstrem. Selain itu, Yusuf



                                                             164
   5   6   7   8   9   10   11   12   13