Page 7 - Membaca Konflik Aceh Singkil
P. 7
Indonesia; sebelah barat berbatasan dengan dianggap bangunan liar; September 2006
wilayah Aceh Selatan; dan sebelah timur pembakaran rumah yang dijadikan gereja karena
berbatasan dengan Sumatera Utara (BPS Aceh warga tidak setuju rumah dijadikan tempat
Singkil, 2014). Adapun yang berbatasan langsung ibadah; Agustus 2015 pembakaran gereja terjadi
dengan wilayah Provinsi Sumatera Utara yaitu di Kecamatan Suro (Sedayu, 2015).
Pakpak Barat, Dairi, dan Tapanuli Tengah. Pada 13 Oktober 2015 terjadi kembali
Sejarah kekristenan di Aceh Singkil pembakaran gereja HKI di Suka Makmur
bermula ketika perusahaan perkebunan sawit dari Kecamatan Gunung Meriah. Kejadian
Belgia, PT Socfindo Lae Butar beroperasi di pembakaran gereja di Aceh Singkil tersebut
Kecamatan Simpang Kanan pada 1930. diawali oleh demonstrasi di kantor Bupati Aceh
Kebutuhan tenaga kerja menyebabkan Singkil yang dilakukan oleh kelompok APPI
perusahaan mendatangkan buruh dari berbagai (Aliansi Pemuda Peduli Islam) menuntut
wilayah seperti dari Aceh, Sumatera Utara, dan pemerintah Aceh Singkil untuk membongkar
Jawa. Sejumlah buruh ada yang memeluk agama gereja yang dianggap bangunan liar karena tidak
Kristen dan menjadi cikal bakal perkembangan memiliki IMB (PGI, 2015). Massa yang tidak
agama Kristen di Aceh Singkil. Selain itu, puas terhadap kinerja pemerintah terkait
penginjilan juga terjadi di Aceh Singkil pada penertiban gereja di Aceh Singkil kemudian
1932. Seorang penginjil dari Pakpak Barat yaitu menuju gereja HKI di Suka Makmur dan
Evangelist I.W Banurea bekerja sama dengan membakar gereja tersebut. Dalam proses
pihak pabrik untuk mendirikan geraja di daerah pembakaran terjadi bentrokan antara massa APPI
Kuta Kerangan (Ahmad, 2016). dan massa yang mempertahankan gereja.
Jumlah pemeluk agama Kristen terus Peristiwa tersebut mengakibatkan satu orang
berkembang di Aceh Singkil, walaupun mereka meninggal, dan puluhan korban lainnya luka-luka
tetap tergolong ke dalam kelompok minoritas. (Aritonang, 2021).
Pada 2014 pemeluk agama Kristen di Aceh Peraturan tentang pendirian gereja
Singkil berjumlah 12.771 jiwa sedangkan memberatkan para pemeluk agama Kristen di
pemeluk agama Islam berjumlah 104.216 jiwa. Aceh Singkil. Berdasarkan SKB Menteri Nomor
Pemeluk agama Kristen yang makin berkembang 8 dan 9 Tahun 2006 diatur tentang pendirian
di Aceh Singkil tentu berdampak terhadap rumah ibadah. Salah satu syarat pendirian rumah
dibutuhkannya penambahan gereja. Pada 2014 ibadah pada pasal 14 ayat 2 poin (a) dijelaskan
keberadaan gereja di seluruh kecamatan wilayah bahwa pengguna rumah ibadat harus
Aceh Singkil berjumlah sembilan (BPS Aceh melampirkan paling sedikit 90 kartu tanda
Singkil, 2015). penduduk yang disahkan oleh pejabat setempat;
Pendirian geraja di Aceh Singkil menjadi poin (b) dukungan masyarakat setempat paling
penyebab konflik horizontal antara pemeluk sedikit 60 orang yang disahkan oleh pejabat
agama Islam dan Kristen. Rentetan konflik setempat (SKB Menteri Agama dan Menteri
terjadi mulai tahun 1979 ketika pembangunan Dalam Negeri, 2006).
gereja di Gunung Meriah diprotes oleh Peraturan gubernur yang dikeluarkan
masyarakat; Maret tahun 1995 pembakaran oleh Pemerintah Aceh justru makin memberatkan
terhadap gereja di Kecamatan Guunug Meriah kelompok minoritas untuk mendirikan rumah
namun berhasil digagalkan; Juli 1998 usaha ibadah. Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun
pembakaran gereja di Desa Suka Makmur 2007 tentang pedoman pendirian rumah ibadah,
Kecamatan Gunung Meriah; September 2001 menyatakan pada pasal tiga poin (a) daftar nama
sepuluh gereja ditutup karena pendiriannya dan KTP pengguna rumah ibadat paling sedikit
161