Page 4 - Membaca Konflik Aceh Singkil
P. 4

dari  NII  (Negara  Islam  Indonesia)  pimpinan    dijelaskan  bahwa  pelaksanaan  syariat  Islam
               Kartosuwiryo (Hasjmy, 1985).                       meliputi  ibadah;  ahwal  al-syakshiyah  (hukum
                       Konflik panjang antara Darul Islam Aceh    keluarga);  muamalah  (hukum  perdata);  jinayah
               dengan  pemerintah  pusat  mulai tampak  mereda    (hukum  pidana);  qadha  (peradilan);  tarbiyah
               pada 1957. Pada tahun itu Provinsi Aceh kembali    (pendidikan);  dakwah;  syiar;  dan  pembelaan
               dibentuk  oleh  pemerintah  dan  mengangkat  Ali   Islam  (Undang-Undang  Republik  Indonesia,
               Hasjmy  sebagai  gubernurnya  (Hasjmy,  1985).     2006). UU Nomor 11 Tahun 2006 memberikan
               Peristiwa  penting  lainnya  terjadi  pada  1959   kewenangan  lebih  luas  bagi  pemerintah  Aceh
               ketika  pemerintah  pusat  mengirimkan  Missi      untuk  menerapkan  syariat  Islam  secara  kaffah
               Hardi untuk berunding dengan tokoh-tokoh Darul     melalui  qanun-qanun  yang  dirumuskannya
               Islam  Aceh.  Perundingan  itu  menghasilkan       (Usman, 2007).
               keputusan  No.1/Missi/1959  tentang  penetapan            Sejak  lahirnya  undang-undang  terkait
               Aceh  sebagai  daerah  istimewa  yang  diberikan   keistimewaan  Aceh,  terdapat  beberapa  qanun
               otonomi  luas  untuk  mengatur  wilayahnya  di     yang dihasilkan oleh pemerintah Aceh. Beberapa
               bidang  agama,  pendidikan,  dan  adat  (Hardi,    qanun tersebut yaitu Qanun Aceh No. 10 Tahun
               1993).  Ketentuan  penerapan  syariat  Islam       2002  tentang  peradilan  syariat  Islam;  Qanun
               berdasarkan  keputusan  Missi  Hardi  selanjutnya   Aceh  No.  11  Tahun  2002  tentang  pelaksanaan
               diatur  dalam  surat  keputusan  Penguasa  Perang   syariat  Islam  bidang  aqidah,  ibadah  dan  syiar
               Daerah     No.    KPTS/Peperda/1962    yang        Islam; Qanun Aceh No. 12 Tahun 2003 tentang
               ditandatangani  oleh  Kolonel  Jasin  (Ibrahimy,   khamar  dan  sejenisnya;  Qanun  No.13  Tahun
               1982).                                             2003 tentang Maisir (judi); Qanun Aceh No.14
                       Pada  era  reformasi  penerapan  syariat   Tahun  2003  tentang  khalwat  (mesum);  Qanun
               Islam  di  Aceh  diperkuat  dalam  UU  Nomor  44   Aceh  No.  7  Tahun  2004  tentang  pengelolaan
               Tahun     1999    Tentang    Penyelenggaraan       zakat;  Qanun  Aceh  No.11  Tahun  2004 tentang
               Keistimewaan  Propinsi  Daerah  Istimewa  Aceh.    tugas fungsional Kepolisian Daerah Aceh; Qanun
               Pada pasal 3 dijelaskan bahwa penyelenggaraan      Aceh  No.8  Tahun  2014  tentang  pokok-pokok
               keistimewaan   meliputi   bidang   kehidupan       syariat Islam; dan Qanun Aceh No. 4 Tahun 2016
               beragama;  penyelenggaraan  kehidupan  adat;       tentang pemeliharaan kerukunan umat beragama
               penyelenggaraan  pendidikan;  dan  peran  ulama    dan pendirian tempat ibadah (Shadiqin, 2010).
               dalam  menetapkan  kebijakan  daerah  (Undang-             Qanun  syariat  Islam  yang  dirumuskan
               Undang Republik Indonesia, 1999). Selanjutnya,     adalah bentuk komitmen Pemerintah Aceh untuk
               kewenangan Aceh untuk merumuskan kebijakan         menegakkan syariat Islam di Aceh secara kaffah.
               terkait syariat Islam diatur dalam UU Nomor 18     Agar  penerapan  syariat  Islam  di  Aceh  berjalan
               Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Provinsi         dengan  baik,  maka  dibutuhkan  sebuah  instansi
               Daerah  Istimewa  Aceh,  dijelaskan  bahwa         yang  membidangi  syariat  Islam  (Abubakar,
               pemerintah  Aceh  memiliki  kewenangan  untuk      2008).  Instansi  tersebut  adalah  Dinas  Syariat
               merumuskan  qanun  dan  membentuk  lembaga         Islam  yang  bertugas  untuk  mengelola  dan
               peradilan  mahkamah  syariah  (Undang-Undang       menyosialisasikan norma-norma agama sehingga
               Republik Indonesia, 2001).                         dapat  ditegakkan  dalam  kehidupan  masyarakat
                       Hasil  Memorandum  of  Understanding       demi   terciptanya   kemaslahatan   bersama
               (MoU) Helsinki tahun 2005 membawa arah baru        berdasarakan  Al-Quran  dan  Hadist  (Mulia  &
               bagi  penerapan  syariat  Islam  di  Aceh  (Fikri,   Khalil, 2021).
               2015). Terlihat dalam UU Nomor 11 Tahun 2006              Dinas  Syariat  Islam  menjadi  indikator
               Tentang  Pemerintahan  Aceh,  pada  pasal  125     keberhasilan pelaksanaan syariat Islam di Aceh.



                                                             158
   1   2   3   4   5   6   7   8   9