Page 2 - Membaca Konflik Aceh Singkil
P. 2

PENDAHULUAN                                        yang terjadi di Ambon, Maluku pada 1999-2000.
                       Wacana  keberagamaan  telah  muncul        Konflik  tersebut  pada  dasarnya  bermula  dari
               pada  proses  pembentukan  negara  Indonesia.      pertikaian  antarpengemudi  angkutan  kota  yang
               Wacana tersebut mengemuka pada kalimat dalam       kemudian  berkembang  menjadi  konflik  agama
               Piagam  Jakarta,  yaitu  Ketuhanan  dengan         antara Islam dan Kristen (Safi, 2017).  Selain itu,
               kewajiban  menjalankan  syariat  Islam  bagi       ada  konflik  Poso  yang  juga  bermula  dari
               pemeluk-pemeluknya.  Bagi  sebagian  pihak,        permasalahan individu yang berkembang ke level
               kalimat itu dikhawatirkan akan memicu konflik      agama (Yunus, 2014)
               kebangsaan  dikemudian  hari.  Oleh  karena  itu,         Maluku,   Poso,   dan   Aceh    yang
               para founding fathers melakukan kompromi dan       notabennya  daerah  otonomi  khusus  juga  tidak
               berkonsensus  mengganti  kalimat  Ketuhanan        terlepas dari adanya konflik kebebasan beragama.
               dengan  kewajiban  menjalankan  syariat  Islam     Salah  satu  penerapan  otonomi  khusus  di  aceh
               bagi  pemeluk-pemeluknya  dengan  Ketuhanan        adalah  penerapan  syariat  Islam  sebagai  aturan
               Yang Maha Esa (Syarif, 2016).                      yang berlaku bagi kehidupan masyarakat Aceh.
                        Perkembangan    isu   keberagamaan        Dalam  peraturan  terebut  dijewantahkan  bahwa
               menjadi  wacana  yang  masuk  dalam  kerangka      kebebasan beragama masyarakat Aceh diatur dan
               hukum di Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui    dilindungi  dalam  qanun  yang  disahkan  (Bahri,
               adanya  landasan  hukum  yang  mengatur            2013).
               kebebasan  beragama.  Landasan  hukum  itu                Pemeberlakuan  qanun  menunjukkan
               tertuang dalam pasal 28E ayat (2) UUD NRI 1945     bahwa  kebebasan  beragama  masyarakat  Aceh
               yang  mengakui  hak  atas  kebebasan  beragama     Singkil  seharusnya  juga  dilindungi.  Singkil
               bagi siapapun (Situmorang, 2019).                  merupakan  salah  satu daerah  di Provinsi  Aceh.
                       Pasal  yang  mengatur  mengenai  hak       Mengingat,  dalam  konteks  nasional  kebebasan
               dalam  beragama  menunjukkan  bahwa  aktivitas     beragama  telah  dijamin  oleh  Undang-undang
               keagamaan pada dasarnya telah dijamin sebagai      sedangkan  dalam  konteks  lokal  diatur  dan
               hak asasi  manusia  yang  dilindungi  oleh  negara   dilindungi dalam qanun. Namun, realitanya tidak
               (Jufri, 2016). Hal ini sebagaimana tertulis dalam   menunjukkan  demikian.  Konflik  keagamaan
               pasal 29 ayat 2 UUD NRI 1945 yang menyatakan       masih  ditemukan  di  Aceh,  khususnya  wilayah
               “negara  menjamin  kemerdekaan  tiap-tiap          Singkil.  Arikel  ini  berupaya  menjelaskan
               penduduk  untuk  memeluk  agamanya  masing-        problematika  kebebasan  beragama  dan  refleksi
               masing, dan untuk beribadat menurut agamanya       atas  kehidupan  beragama  masyarakat  Aceh
               dan  kepercayaannya  itu”  (Kemenkumham,           Singkil.
               2021).  Dalam  konteks  internasional,  kebebasan
               beragama  juga  dijamin  melalui  PBB  yang        METODE PENELITIAN
               mengadopsi  International  Convenant  on  Civil           Penelitian   ini   bertujuan   untuk
               and  Political  Rights  tahun  1966,  dan  Durban   menggambarkan    problematika    kebebasan
               Review  Conference  tahun  2009  (Radjawane,       beragama masyarakat Aceh Singkil sebagai suatu
               2014).                                             refleksi dalam kehidupan beragama di kemudian
                        Kebebasan  beragama  di  Indonesia        hari.  Peneliti  menggunakan  metode  penelitian
               menjadi  hak  dalam  konstitusi,  bukan  berarti   kuliatatif  deskriptif  yang  diharapkan  dapat
               konflik atas kebebasan beragama nihil dari bumi    mengejewantahkan    problematika  kebebasan
               Indonesia.  Dalam  perkembangannya,  terdapat      beragama  masyarakat  Aceh  Singkil.  Penelitian
               beberapa  konflik  agama  yang  berdampak  pada    kualitatif adalah  upaya  pengumpulan  data  yang
               polarisasi  masyarakat.  Sebagai  contoh,  konflik   selanjutnya  dianalisis  sehingga  memberikan



                                                             156
   1   2   3   4   5   6   7