Page 16 - BUKU PELESTARIAN LINGKUNGAN ISBN 2023_Neat
P. 16
perkawinan, sedangkan kota dianggap sebagai
tempat cerai-mencerai. Desa dianggap sebagai
tempat yang memberikan kebahagiaan yang
mendekatkan manusia dengan Tuhan dan alam,
sedangkan kota dianggap sebagai tempat yang
memberikan kesengsaraan. Desa juga dianggap
sebagai tempat lahirnya orang-orang yang jujur
dan lugu, sedangkan kota dianggap sebagai
tempat yang penuh dengan manusia yang pintar
dalam berbuat jahat. Desa dianggap sebagai
tempat kemiskinan, tradisional, dan
ketertinggalan, sedangkan kota adalah tempat
yang penuh dengan harta dan sumber daya,
serta kemodernan.”
(Faruk, 2002: 116–117)
“Kemudian, oposisi antara perempuan dengan
laki-laki. Perempuan dianggap sebagai
makhluk yang lemah secara fisik, sedangkan
laki-laki sebagai makhluk yang kuat. Oleh
karena itu, dalam novel Azab dan Sengsara,
perempuan tidak dapat merantau ke kota untuk
mencari pekerjaan, tetapi laki-laki
10