Page 20 - BUKU PELESTARIAN LINGKUNGAN ISBN 2023_Neat
P. 20
Periode Pujangga Baru hadir setelah munculnya
majalah Poedjangga Baroe, yaitu pada tahun 1933-1953.
Majalah Poedjangga Baroe digerakkan oleh (Sutan Takdir)
Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane (Harjito,
2007: 47). Periode Pujangga Baru—pengarang-pengarang
yang berkiprah pada masa itu diikat oleh rasa kebangsaan.
Seperti yang dikemukakan oleh Jassin (2013: 7) bahwa
Pujangga Baru merupakan majalah yang didirikan untuk
menyatukan pengarang Indonesia yang tercerai-berai.
Pernyataan Jassin tersebut dapat dilihat dari motto
yang dipegang oleh Pujangga Baru dari masa ke masa yang
terus mengalami perubahan, yaitu “Majalah Kesusasteraan
dan Bahasa serta Kebudayaan Umum” (tahun 1933-1934),
kemudian berganti menjadi “Majalah Bulanan
Kesusasteraan dan Bahasa serta Seni dan Kebudayaan”
(tahun 1934-1935), selanjutnya berganti lagi menjadi
“Pembawa semangat baru dalam Kesusasteraan, Seni,
Kebudayaan dan Soal Masyarakat Umum”, terakhir diganti
menjadi “Majalah bulanan pembimbing semangat baru
yang dinamis untuk membentuk kebudayaan baru,
4
kebudayaan persatuan Indonesia”.
4 Lihat Jassin (2013: 12)
14