Page 25 - Modul Pembelajaran Sistem Reproduksi dan Program KB - Nendy Noer Fathur Rozi (175040058)
P. 25
5. Kesehatan Reproduksi Peka Gender.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang bersikap “Peka Gender”, yaitu :
a. Memberikan pelayanan berkualitas yang berorientasi kepada kebutuhan klien, tanpa
adanya perbedaan perlakuan, baik karena jenis kelamin maupun status sosialnya.
b. Memberikan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan kebutuhan yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan akibat kodrat masing-masing.
c. Memahami sikap laki-laki dan perempuan dalam menghadapi suatu penyakit dan sikap
masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki yg sakit.
d. Memahami perbedaan perjalanan penyakit pada laki-laki dan perempuan.
e. Menyesuaikan pelayanan agar hambatan yg dihadapi oleh laki-laki dan perempuan
sebagai akibat adanya perbedaan tersebut diatas dapat diatasi.
6. Pangarusutamaan Gender (Gender Mainstraiming)
Pengarusutamaan gender(PUG) atau adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan
sistimatis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah
aspek kehidupan manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara), melalui kebijakan dan
program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan
dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh
kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan.Tujuan
pengarusutamaan genderadalah memastikan apakah perempuan dan laki-lakimemperoleh akses
yang sama kepada sumber daya pembangunan. Dapat berpartisipasi yang sama dalam semua
proses pembangunan, termasuk proses pengambilan keputusan.Mempunyai kontrol yang sama
atas sumberdaya pembangunan, dan memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan.
7. Sasaran Pengarusutamaan Gender
Sebagai sasaran pengarusutamaan gender adalah organisasi pemerintah dari pusat sampai
ke lapangan yang berperan dalam membuat kebijakan, program dan kegiatan.Selain itu
organisasi swasta, organisasi profesi, keagamaan, dan lain – lain, dimana mereka sangat dekat
dan terjun langsung paling depan berhadapan dengan masyarakat.
8. Prinsip Pengarusutamaan Gender
Pluralistic, yaitu dengan menerima keragaman budaya.Bukan pendekatan konflik, yaitu
menghadapi permasalahan tidak membedakan antar laki-laki dan perempuan.Sosialisasi dan
advokasi. Memperluas informasi bagi masyarakat umum dan melakukan kegiatan-kegiatan
untuk memperkokoh kesetaraan dan keadilan gender.