Page 36 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 36

kekuasaan  yang  lebih  besar,  sementara  lapisan  bawah  masyarakat
            hanya  memiliki  akses  terbatas  terhadap  peralatan  besi  yang  lebih
            sederhana.  Zaman  Logam,  baik  Perunggu  maupun  Besi,  menandai
            titik  balik  penting  dalam  sejarah  perkembangan  teknologi  dan
            peradaban  di  Indonesia,  dengan  dampak  yang  mendalam  terhadap
            kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat pada masa itu.
                  Dengan  demikian,  Zaman  Logam  di  Indonesia,  melalui
            perkembangan teknologi perunggu dan besi, tidak hanya mengubah
            dinamika  kehidupan  sehari-hari,  tetapi  juga  membentuk  struktur
            sosial,  budaya,  dan  ekonomi  masyarakat  Nusantara.  Kemajuan  ini
            menandai  babak  baru  dalam  sejarah  peradaban  yang  berpengaruh
            hingga masa-masa berikutnya, membuktikan bahwa inovasi teknologi
            selalu menjadi fondasi penting bagi perkembangan suatu peradaban.

            2.4. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pra-sejarah
                  Kehidupan  sosial  budaya  masyarakat  pra-sejarah  memiliki
            kekayaan  yang  beragam,  terutama  terkait  dengan  sistem
            kepercayaan, seni, budaya, dan ekonomi. Menurut Sedyawati (2010)
            perkembangan  sistem  kepercayaan  pada  manusia  pra-sejarah
            menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki pemahaman dan praktik
            terkait  dengan  tata  cara  peribadatan.  Ini  mencakup  aturan-aturan
            yang  mengatur  bagaimana  ritual  keagamaan  dilakukan.  Tata  peran
            pelaku merujuk pada pembagian tugas atau peran orang-orang yang
            terlibat  dalam  upacara  tersebut,  misalnya,  ada  pemimpin  upacara
            atau  peserta  lainnya  dengan  tugas  tertentu.  Selain  itu,  tata  benda
            merujuk pada penggunaan benda-benda khusus yang memiliki nilai
            simbolis dalam ritual, seperti patung, alat musik, atau benda-benda
            persembahan lainnya. Keseluruhan proses ini dilakukan dalam rangka
            memenuhi  kewajiban  ritual  yang  diyakini  membawa  hubungan
            harmonis antara manusia dan kekuatan gaib yang mereka percayai.



                                       Suharni Suddin, S.Pd., M.Pd.  27
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41