Page 37 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 37

Selain  itu,  kepercayaan  terhadap  roh  nenek  moyang  sangat
            kuat, di mana mereka sering melakukan ritual penghormatan kepada
            roh leluhur untuk memohon perlindungan dan kesejahteraan. Salah
            satu  bentuk  manifestasi  dari  kepercayaan  ini  adalah  keberadaan
            punden  berundak  yang  berfungsi  sebagai  tempat  persembahan
            kepada para roh nenek moyang (Syafei, 2020).
                  Seni  dan  budaya  juga  memainkan  peran  penting  dalam
            kehidupan  masyarakat  pra-sejarah.  Salah  satu  bentuk  seni  yang
            ditemukan adalah seni lukis gua, di mana mereka melukis cap tangan
            serta  gambar  binatang  di  dinding-dinding  gua.  Lukisan-lukisan  ini
            tidak  hanya  berfungsi  sebagai  hiasan,  tetapi  juga  memiliki  makna
            religius  dan  magis.  Selain  seni  lukis,  masyarakat  pra-sejarah  juga
            menghasilkan  seni  pahat  dan  patung  megalitik.  Patung-patung  ini
            sering kali berbentuk figur manusia atau hewan dan digunakan dalam
            upacara keagamaan. Tradisi megalitikum ini juga meliputi pembuatan
            arca, menhir, dan dolmen, yang berfungsi sebagai penanda makam
            atau tempat suci.
                  Dari  segi  sistem  ekonomi,  masyarakat  pra-sejarah  awalnya
            menjalani  kehidupan  dengan  berburu  dan  meramu,  sebelum
            berkembang  menjadi  pertanian  dan  peternakan.  Pada  tahap  awal,
            mereka sangat bergantung pada sumber daya alam di sekitar mereka,
            seperti  binatang  buruan  dan  tumbuhan  liar.  Seiring  waktu,  mereka
            mulai  mengembangkan  sistem  pertanian  sederhana  dengan
            menanam  tanaman  dan  memelihara  hewan  ternak,  yang
            memungkinkan  mereka  lebih  mandiri  dalam  memenuhi  kebutuhan
            pangan.
                  Perkembangan ini juga mendorong munculnya ide untuk saling
            menukar barang kebutuhan hidup, yang kemudian melahirkan sistem
            barter.  Sistem  barter  ini  memungkinkan  terciptanya  jaringan
            perdagangan  sederhana  di  antara  komunitas-komunitas  yang  ada,



                                       Suharni Suddin, S.Pd., M.Pd.  28
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42