Page 148 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 148
etika sedini mungkin, membentuk karakter anak bangsa yang
berbudi luhur.
Hari pertama Harnina mengajar di SMP. Ia sangat
gugup. Padahal ini bukan kali pertama mengajar anak sekolah.
Hatinya senang sekaligus berdebar kencang.
Ia masuk ke dalam ruang guru dan memperkenalkan
diri. Ia sedikit heran, menyadari bahwa ia adalah guru
termuda di sekolah itu. ―Selamat Siang. Saya Harnina. Guru
baru yang akan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Mohon bimbingannya.‖ ia melempar senyum dan sangat
memperlihatkan sikap percaya diri.
Harnina disambut senyuman dan sapaan dari guruguru
senior yang ada di dalam ruang guru itu. ―Wah, cantik dan
masih muda, ya.‖ seru salah satu guru laki-laki yang ada di
depan mejanya. Seketika itu juga Harnina tersipu malu dan
tetap memperlihatkan senyumannya yang terbaik.
Hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Menjadi seorang guru di sebuah sekolah swasta favorit.
Tibalah saatnya Harnina mengajar di kelas VII A. Ia
berjalan dengan sedikit senyum dibibirnya. Menyadari bahwa
banyak anak yang melihatnya. Seperti bertanya-tanya
siapakah guru baru yang sangat masih muda ini.
Harnina masuk kelas dan seketika itu juga ketua
kelas memberi salam padanya. Banyak muridnya yang
begumam satu sama lain. Sebelum ia memperkenalkan diri,
ada salah satu anak bertanya, ―Ibu, guru bahasa Indonesia
139
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

