Page 63 - Al Qaul As Sadiid Buku Khutbah M Dimyati
P. 63

dapatkan dari keuntungan dengan modal gaji orang tersebut,
                  kemudian dia ambil tanpa meninggalkan sedikitpun untuk saya.
              Ya Allah.. kalau seandainya apa yang saya lakukan itu ikhlas karena-Mu,
                                 maka bukakan pintu gua ini”.
          Dan terakhir pintu gua tersebut terbuka, dan mereka bisa keluar dari gua
          tersebut.

          Ma’asyirol Muslimin, jama’ah shalat Jum’ah yang dimulyakan dan berkati
          oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
          Apa yang bisa kita ambil dari pelajaran hadits Rasulullah shallallahu alayhi
          wa sallam tentang cerita tiga orang tadi. Orang-orang tersebut berdoa dan
          sebelum  mereka  berdoa,  mereka  menyebutkan  amal  ibadah-nya,  dalam
          istilah  syara’  inilah  yang  dinamakan  dengan  tawassul,  tawassul  dengan
          amal sholeh, tawassul dengan amal ibadah kita. Allah mampu dengan doa
          kita, apabila kita berdoa dengan ikhlas kepada-Nya, batu itu bisa kemudian
          bergeser  dan  mereka  bisa  keluar,  tapi  kenapa  orang-orang  tersebut
          menyebutkan  amal  ibadahnya  sebelum  mereka  berdoa,  untuk  kita  ambil
          pelajaran  bahwa  di  antara  sebab  dikabulkannya  doa  adalah  amal  sholeh
          yang kita lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, karenanya kita
          berharap  mudah-mudah  kita  termasuk  orang-orang  yang  ikhlas,  dan
          mudah-mudahan  kita  termasuk  orang-orang  yang  bisa  melakukan  amal
          ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di dunia ini.

          Ma’asyirol Muslimin, jama’ah shalat Jum’ah yang dimulyakan dan berkati
          oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
          Ketika Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam ditanya :
           ”Kenapa batu itu kemudian jatuh dari puncak gunung?, Rasulullah shallallahu
             alayhi wa sallam menjawab : Batu itu jatuh karena takut, karena khosy-yah,
                 karena tunduk, karena patuh kepada Allah subhanahu wa ta‟ala”.

          Ma’asyirol  Muslimin,  jama’ah  shalat  Jum’ah  yang  dimulyakan  oleh  Allah
          subhanahu wa ta’ala.
          Kalau seandainya, batu yang keras, batu yang tidak mempunyai hati, batu
          yang mati dan tidak bernyawa, bisa tunduk, patuh dan takut kepada Allah
          subhanahu wa ta’ala. Marilah kita yang diberikan oleh Allah subhanahu wa
          ta’ala hati yang lebih lembut dari pada batu, kita jadikan hati ini sebagai
          motivasi kita untuk senantiasa tunduk kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
          senantiasa  patuh  kepada  Allah  subhanahu  wa  ta’ala,  sehingga  kita
          senantiasa takwa dan takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala, apabila hati

                                                                                 63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68