Page 73 - Al Qaul As Sadiid Buku Khutbah M Dimyati
P. 73

orang yang non muslim, bahkan di antara rahmat Allah, Allah juga berikan
          kepada  hewan-hewan  yang  merupakan  makhluk  Allah  subhanahu  wa
          ta’ala. Karena rahmatnya Allah, hewan, induk hewan tidak akan menginjak
          anaknya  sendiri,  Karena  rahmatnya  Allah,  hewan  pun  menyelamatkan
          anaknya dari mara bahaya, itulah rahmat Allah yang Allah berikan di dunia
          ini kepada makhluknya. Tapi rahmat Allah yang Allah berikan di dunia ini,
          hanyalah  satu  dari  seratus  rahmat  yang  Allah  miliki,  dan  sembilan  puluh
          sembilan  rahmat  Allah  kelak  hanya  dikhususkan  bagi  orang-orang  yang
          ‘Yattaquun’, orang-orang yang meninggalkan kesyirikan, orang-orang yang
          menjauhi menyembah selain Allah subhanahu wa ta’ala.
                      156  فإرغٔلأإ  ﴾      نوُلَّخَ َ ْ لَّن اَبُُخنبسَف ،ء َ ي َّ ُ كُ  ْ تؼ ِ سو  ِ تَ ْ حرو ﴿
                                   ً نٍِ َّ ِ ْ َ
                                          ُ
                               َ ْ
                                                   ْ
                                              َ
                                                            َ َ ْ َ َ
               “Dan rahmat-Ku di dunia meliputi luas untuk segala sesuatu, dan nanti
                  di akhirat Allah khususkan rahmatnya hanya bagi orang-orang
                               yang menjauhi perbuatan syirik”.

          Ma’asyirol Muslimin, jama’ah  shalat Jum’ah yang dimulyakan dan berkati
          oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
          Dalam hadits riwayat Al-Imam Al-Bukhori dan Muslim Rasulullah shollallhu
          alaihi wa sallam bersabda :
                              َ ِ َ ٓ
                       ِ
                                       ِ َ
                                                 إ كَُوَػ  ْ تَغإَدَث إَذإ  ْ نبِوَز ه ي  َ مِت  َفَن
                  .ْماؼَّطمإ ةؼ ْ صَك لىَػ ةكَلأإ   ِ ْ  ىغإَدَخن مَمُلأ ْ ُ ُ َ ْ  َ  ْ  ْ  َ
                        َ
                   َ
                                            ْ
                                                             ّ
                                                                 ٍ ِ
                    ِ ُ ْ
                               ِ َ َ َ
                                          ْ َ
               ْ ُ ُ
                                                                      َ ٍ َّ ِ ِ
           .نُْومإ كُِ ْ    ف ُثَكٍو لََّثمإ ءاثُـن ءاثُؾ ،ْةَثَن  ُتْهَأ ْلت َلاَك .الله َلوسر ه ي ذئَموً ايِت لك  ْ نمَأ َلاَك
                                             ْ
                                                 َ
                                                                    َْ
                                    ٌ
                                                            ْ ُ َ
                        َ َ ْ
               َ
                            ْ ُ ِ َ َ
                                               َ
                                                                 ْ َ
                         .توممإ ةَُإرنو اَ   ْههَلِإ  هَ ةُح َلاك ؟ الله َلوسر ه ي  ُ نُْومإ امو َ
                                                                 َ
                           ْ َ َ َ َ
                                                         ْ ُ َ
               “Suatu ketika Rasulullah  shollallhu alaihi wa sallam bertanya kepada
            sahabat Tsauban, „Wahai Tauban, apa yang kamu lakukan apabila umat Islam
             dikelilingi oleh musuh-musuhnya, bagaikan orang-orang yang mengelilingi
              makanan yang ingin dimakannya?‟, Tsauban kemudian bertanya kepada
                 Rasulullah  „Ya Rasulalloh, apakah ketika itu umat Islam sedikit?‟,
                                                            ْ َ
              Rasulullah  shollallhu alaihi wa sallam menjawab   ْةَثَن ْ ُتْهَأ ْلَت kalian banyak,
                   ِ َ
               لََّثمإ ءَاثُـن ءَاثُؾ, banyaknya kalian bagaikan buih, bagaikan busa di lautan.
                      ٌ
                ْ
                                            ْ ُ ُ ِ ْ
               Meskipun banyak tapi rapuh,  ُنُْومإ كُِف ُ ُ ثَكٍو dan banyak di antara kalian
                                            َ
                                               ْ
                                                   َ َ
                                                        ْ
               dihinggapi oleh penyakit „wahn‟. الله َلو ُ سر ه ي    ُنُْومإ َامو, kemudian Tsauban
                                                 ْ َ
                                                       َ
                                                           َ
           bertanya apakah penyakuit „wahn‟ itu wahai Rasulalloh, توممإ  ُ ةَُإرنو َاَْههَلِإ  هَ ةُح َلَاك
                                                                 ْ
                                                                    ِ َ
                                                                ْ َ َ َ َ
                                 َ
                               َ
             penyakit „wahn‟ itu  اَْههَلِإ  هَ ةُح cinta duniawi yang menjadikan dia lalai dari
               ibadah kepada Allah subhanahu wa ta‟ala dan takut untuk mati artinya
                                                                                 73
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78