Page 100 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 100

Pribadi Buya Hamka yang Menakjubkan
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                    orang tua yang saleh itu. Dia patut menjadi contoh dari
                    ulama-ulama muda. “Ayah ingin menjadi orang sesaleh kiai
                    itu,” kata Ayah dengan air mata yang berlinang.

                        Ayah juga kerap menangis bila teringat ayahandanya,
                    Syaikh Abdul  Karim Amrullah.  “Sayang Ayah  tak  sempat
                    bergaul intim dengannya,” ceritanya. “Dia adalah orang besar
                    di kalangan umat, sehingga perhatian kepada anak-anaknya
                    kurang.”
                        Kadang-kadang  Ayah didatangi oleh kakak perem-
                    puannya, Ummi Fathimah, istri Buya Sutan Mansur yang
                    sudah mendekati umur 80 tahun, atau adiknya, Asma yang
                    sepanjang hidupnya selalu kekurangan. Kedua saudara
                    perempuannya itu diciumnya sambil meneteskan air mata.

                        Seminggu sebelum Ayah meninggal, dia pergi ke rumah
                    Asma yang sedang sakit. Hatinya pilu sekali melihat nasib
                    adiknya itu. Pada bulan Ramadhan 1980, seorang adik
                    kandungnya, Abdul Kudus, meninggal di Palembang. Dalam
                    pesawat, Ayah membaca Al-Quran dan terus menangis.
                        Sahabatnya, Buya Zainal  Abidin Syu’aib, yang kami
                    panggil Buya Zas, kerap datang dari Padang, singgah dan
                    makan di rumah. Mereka membicarakan keadaan negeri asal
                    mereka Minangkabau, tentang ulama-ulama yang sudah makin
                    menipis, pergaulan pemuda-pemudi yang sudah sangat bebas,
                    adat yang tak dihiraukan lagi, dan berita-berita kejahatan yang
                    memenuhi koran-koran setiap hari. Cerita-cerita sambil lalu itu
                    pun bisa membuat Ayah menitikkan air mata.
                        Terkadang saya merasa  Ayah berlebihan dalam rasa
                    harunya. Cepat sekali mengeluarkan air mata. Saya teringat
                    tatkala mantan Presiden Soekarno meninggal.  Ayah tentu



                                                                          83

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:39 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   83
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   83       1/13/2017   6:18:39 PM
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105