Page 122 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 122

Fatwa dalam Humor
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Demikianlah beberapa humor yang dapat membuat kami
                    melupakan segala kesulitan dan kesibukan sehari-hari. Tentu
                    saja banyak lagi yang lain, baik yang saya ingat, maupun dari
                    pengalaman saudara dan kawan-kawan karib Ayah.

                        Mengakhiri bab ini, saya teringat humor terakhir Ayah
                    yang ditujukan kepada saya, tiga hari sebelum dia masuk
                    rumah sakit. Ayah menulis karangan yang berjudul Lailatul
                    Qadar dan dia meminta saya mengoreksinya.
                        “Rusydi, syalikuha wain wajat tumusalaha fabtuluhu,”
                    katanya seraya memberikan beberapa lembar kertas
                    karangannya.

                        Saya tak mengerti maksudnya, karena memang saya
                    tak pandai berbahasa Arab. Ayah mengulanginya sekali lagi
                    dan menyuruh saya memikirkannya. Karena saya tak juga
                    mengerti, Ayah pun menerjemahkan, tern yata bukan bahasa
                    Arab, tapi bahasa Minang lagi yang dicampur Arab.
                        “Caliaklah  (lihatlah) kalau ada salahnya betulkan!”
                    katanya.
                        Barulah kali itu saya paham dan mengangguk.[]























                                                                        105

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   105
                                                                         1/13/2017   6:18:40 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   105      1/13/2017   6:18:40 PM
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127