Page 126 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 126
Muru’ah I
http://pustaka-indo.blogspot.com
Dalam buku Kenang-Kenangan Hidup, otobio grafi Ayah
yang dikarangnya sebanyak 4 jilid, pantun itu disuntingkan
pada halaman pertama. Itulah rupanya yang jadi modal Ayah
menempuh hidup, karena memang dia sadar akan kekurangan
dirinya, yang tak pernah menduduki bangku se kolah, kecuali
mengaji di Surau Parabek yang tak pula tamat.
Membaca jalan kehidupan Ayah dalam buku Kenang-
kenangan Hi dupnya, tampak bahwa untuk masa yang lama
Ayah menempuh garis kemiskinan. Terutama di zaman muda
tatkala baru membina rumah tangga, sampai tahun 1950
pindah ke Jakarta. Kerapkali Ayah dan Ummi menceritakan
kemiskinan mereka, “Kain untuk sembahyang berganti-
ganti kami memakainya.” Ayah bukan pedagang, tidak
pula pegawai kantor yang meneri ma gaji tiap bulan, orang
mengenalnya sebagai “orang siak”.
Tahun-tahun awal revolusi setelah pindah dari Medan
ke Padang Panjang, sama sekali Ayah tak punya sumber
pencarian yang tetap. Dia mengarang tiga buah buku berjudul
Revolusi Pikiran, Revo lusi Agama, dan Adat Minangkabau
Menghadapi Revolusi. Ketiga buku itu diterbitkan oleh
kemenakannya, Almarhum Anwar Rasyid.
Dalam kedudukannya sebagai Konsul Muhammadiyah
Sumatra Ba rat, bila dia keliling mengunjungi cabang atau
ranting Muhammadi yah di sekeliling Minangkabau, tak lupa
dia membawa sekeranjang buku-buku itu. Sehabis berpidato,
yang mayoritas tema pidatonya kala itu tentang kemerdekaan
dan perjuangan mempertahankan proklamasi ‘45, buku- buku
itu dijual kepada pengunjung. Uangnya dibawa pulang dan
di serahkan seluruhnya kepada Ummi.
109
pustaka-indo.blogspot.com
1/13/2017 6:18:51 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 109
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 109 1/13/2017 6:18:51 PM