Page 213 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 213

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                     kita adalah nabi palsu dan perampok di padang pasir
                     atau kepercayaan kita kepada empat kitab suci: Taurat,
                     Zabur, Injil, dan Al-Quran, lalu disuruh berlapang dada
                     dengan mendustakan  Al-Quran, … maaf, seribu kali
                     maaf dalam hal ini kita tidak ada toleransi.”



                 Demikianlah antara lain khutbah  Ayah di masjid Baitul
                 Rahim yang terletak dalam komplek istana negara, di hadapan
                 Pejabat Presiden Soeharto, para menteri, dan para jenderal-
                 jenderal. Dan, inilah awal pertemuan Ayah dengan Pak Harto
                 yang kelak berkembang semakin akrab.

                     Berkali-kali Ayah memberitahukan kepada saya bahwa
                 beliau diminta datang ke rumah kediaman Presiden di jalan
                 Cendana. Berbicara soal-soal umat Islam, soal zakat, haji,
                 dan sebagainya. Pernah ada telepon dari ajudan Presiden,
                 menanyakan apakah Ayah bersedia menghadiri jamuan hari
                 ulang tahun beliau.  Ayah pun datang, membawa sebuah
                 bukunya sebagai kado.
                     Hubungan pribadi dengan Presiden itu, diikuti pula oleh
                 pejabat-pejabat negara lain, para menteri kabinet, pejabat
                 sipil, dan militer, juga penguasa daerah. Ayah diundang oleh
                 Pemerintah Daerah, sejak dari Aceh sampai Irian, mengadakan
                 tablig pada hari-hari besar Islam. Kemudian diminta mengisi
                 acara Mimbar Islam di televisi malam Jumat, sekali sebulan.
                 Pada awal Juli 1969, Radio Republik Indonesia meminta
                 Ayah mengisi acara kuliah Shubuh setiap hari. Ayah gembira
                 sekali dan dengan penuh semangat dia memenuhi permintaan
                 itu dengan merekam suaranya setiap hari. Dengan pekerjaan
                 baru itu, setiap pagi dia pergi ke studio merekam suara, bila



                 196                                          pustaka-indo.blogspot.com





                                                                         1/13/2017   6:18:55 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   196      1/13/2017   6:18:55 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   196
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218