Page 226 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 226

Ketua Umum Majelis Ulama
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Ayah lalu meminta pertimbangan saya tentang bahaya
                    Komunis yang mulai dirasakan, berhubung kalahnya
                    Amerika, dan kemenangan  Vietkong. Menurut  Ayah, apa
                    yang mulai banyak diucapkan oleh orang-orang pemerintah
                    dengan istilah “Ketahanan Nasional”, adalah ketahanan
                    ideologi rakyat menghadapi bahaya Komunis, yang juga
                    mengandalkan ideologinya yang ateis. Menghadapi ideologi
                    Komunis haruslah dengan ideologi yang bisa mengatasi
                    mereka. Dalam hal ini Islamlah senjata kita, karena mayoritas
                    rakyat Indonesia menganut agama itu. Namun, kita tentu harus
                    bekerja sama dengan pemerintah yang juga anti-Komunis.
                    Itulah pertimbangan Ayah yang pertama.

                        Yang kedua, katanya melanjutkan, “Kita umat Islam
                    ini sudah lama didendami oleh pihak yang berkuasa. Ini
                    adalah sisa-sisa indoktrinasi yang ditanamkan oleh PKI
                    dan Orde Lama. Akibatnya apa pun yang baik yang hendak
                    kita lakukan, selalu dicurigai. Begitu pun kita sendiri secara
                    apriori menganggap segala upaya dan peraturan yang datang
                    dari pemerintah untuk mengatur dan membangun negara,
                    semuanya salah. Kita kehilangan pertimbangan pada setiap
                    apa pun yang datang dari pemerintah.”
                        “Kalau begitu alasan Ayah menerima kehadiran Majelis
                    Ulama dan mungkin kesediaan Ayah menerima jabatan Ketua
                    Umumnya adalah politik. Bukankah Ayah selalu mengatakan
                    bukan orang politik?” ta nya saya.

                        “Benar kalau hendak dikatakan demikian, tapi kalau
                    orang politik menginginkan jabatan dan kursi itu, karena
                    empuknya kursi itu. Ayah sendiri melihat kursi Ketua Majelis
                    Ulama itu sebagai sebuah kursi listrik, kita akan mati terkena
                    aliran listriknya yang membunuh. Tapi karena niat kita baik,

                                                                        209

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   209
                                                                         1/13/2017   6:18:56 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   209      1/13/2017   6:18:56 PM
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231