Page 259 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 259

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                 yang memperingati hari lahir anak Tuhan. Itu adalah aqidah
                 mereka. Kalau ada orang Islam yang turut menghadirinya,
                 berarti dia melakukan perbuatan yang tergolong musyrik.

                     “Ingat,” dengan suara keras. “Dan katakan kepada kawan-
                 kawan yang tak hadir di sini. Itulah aqidah Tauhid kita.”
                     Akhir bulan itu pulam Ayah masih sempat ke Bangladesh,
                 ditemani oleh Afif, sementara saya ke Jerman Barat.

                     “Kuatkah Ayah?” tanya saya meragukan kesehatannya.
                     “Insya Allah,” katanya. Saya mencium tangannya dan
                 dia melepas keberangkatan saya dengan rasa bangga, karena
                 kunjungan saya ke Jerman sebagai Pemimpin Redaksi Panji
                 Masyarakat, majalah yang kami terbitkan dan kami asuh
                 dengan suka duka selama beberapa tahun.
                     Ayah lebih dahulu kembali ke Jakarta dengan sehat
                 wal ‘afiat, dan ketika beberapa hari setelah itu saya pulang,

                 dia lebih ingin mendengar laporan dari Jerman, ketimbang
                 menceritakan pengalaman di Bangladesh.

                     Pada 20 April, saya turut menghadiri pertemuan Alim
                 Ulama dengan Pangkopkamtib untuk mendengarkan laporan
                 Laksamana Sudomo, tentang pembajakan pesawat Garuda
                 Woyla, di Gedung Kar tika Chandra. Dalam kesempatan itu,
                 ketika tiba giliran Ayah menge luarkan isi hatinya, dia kembali
                 bersuara agak keras. Dia meminta pemerintah agar menaruh
                 perhatian terhadap adanya larang an dari Kanwil P dan K Jawa
                 Timur terhadap buku PMP yang memu at tafsir Surah  Al-
                 Ikhlâsh. “Kalau tafsir Surah Al-Ikhlâsh itu dilarang, karena
                 mau menenggang (bertoleransi) golongan yang bertuhan
                 tiga, apa lagi artinya kami yang meyakini keesaan Tuhan?”
                 tanya Ayah di hadapan Laksamana Sudomo, dan sejumlah


                 242                                          pustaka-indo.blogspot.com





                                                                         1/13/2017   6:18:58 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   242      1/13/2017   6:18:58 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   242
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264