Page 94 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 94

Pribadi Buya Hamka yang Menakjubkan
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                    istirahat. Namun sebelum masuk kamar hotel, Ayah berpesan
                    kepada sopir, agar datang nanti malam. Dia ingin melihat
                    kuburan Abu Nawas, dan melihat-lihat Kota Baghdad yang
                    terkenal dengan sebutan 1001 malam.

                        Saya mengingatkan bahwa tak ada lagi 1001 malam
                    di Baghdad karena selama terjadinya perang Irak dan Iran,
                    listrik-listrik dipadam kan di kota itu. Ayah tertawa, tapi kami
                    tetap pergi malam itu mengelilingi kota, melihat Sungai
                    Tigris dan Dajlah. Makan ikan panggang yang lezat di
                    sebuah restoran, melihat patung Abu Nawas, mengunjungi
                    makam  Abdul Kadir Jaelani, Masjid Imam Hanafi ,  dan
                    melihat perkampungan tempat lahirnya ahli tasawuf, Junaid
                    Al Baghdadi. Semuanya dalam kegelapan malam karena tak
                    ada listrik. Pada setiap tempat Ayah tak lupa bercerita kepada
                    saya tentang tokoh-tokoh yang disebutkan tadi.
                        Di waktu lain, kami pergi ke Negeri Sembilan Malaysia,
                    ziarah ke kubur raja-raja negeri itu yang berasal dari
                    Minangkabau. Saya tak ingat lagi berapa jumlah kuburan para
                    raja-raja dekat komplek istana yang bernama “Srimenanti”
                    itu. Ayah hafal di luar kepala sejarah setiap raja-raja yang
                    berkubur, namanya serta gelar-gelarnya yang sangat panjang.
                    Yang saya ingat hanyalah nama Sultan Malewar dan Sultan
                    Abdur Rahman yang menjadi Yang Di pertuan Agung Pertama
                    Malaya.

                        Pernah pula kami berkeliling di Minangkabau dari Padang
                    menuju Batu Sangkar, bertiga dengan Fathiyah untuk melihat
                    Batu Bertikam dan Istana Pagaruyung. Kemudian kembali
                    ke Solok, terus melewati Sawahlunto menuju Sitinjau Laut
                    dan kembali ke Padang. Dalam setiap perjalanan semacam
                    itu,  Ayah menikmati keindahan alam. Kadang-kadang dia

                                                                          77

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:38 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   77
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   77       1/13/2017   6:18:38 PM
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99