Page 165 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 165

Islamic Theology  | 157

           Penutup Ibnul Jawzi
                  Aku  (Ibnul  Jawzi)  berkata:  “Ketika  kitab  tulisanku  ini
           diketahui  oleh  sekelompok  dari  orang-orang  bodoh  semacam
           mereka; sedikitpun mereka tidak menampakan rasa senang [bahkan
           membencinya],  karena  mereka  telah  terbiasa  dan  sangat  akrab
           dengan  faham-faham  sesat  dari  pimpinan-pimpinan  mereka  yang
                                      .
           notabene  kaum  Mujassimah Mereka  berkata:  “[Takwil]  ini  bukan
           pemahaman madzhab kita (madzhab Hanbali)”.

                  Aku [Ibnul Jawzi] katakan kepada mereka: “Benar, ini bukan
           pemahaman  madzhab  kalian,  juga  bukan  pemahaman  guru-guru
           yang  kalian  ikuti.  Dengan  tulisanku  ini  aku  telah  mensucikan
           madzhab  Ahmad  bin  Hanbal  dari  kesesatan-kesesatan  akidah
           tasybîh . Aku telah membersihkannya dari kutipan-kutipan dusta dan
           kebohongan-kebohongan yang disandarkan kepadanya. Aku bukan
           seorang yang hanya ikut-ikutan (muqallid) dalam masalah akidah ini,
           tidak  seperti  kalian.  Bagaimana  mungkin  aku  akan  meninggalkan
           “mutiara”  (madzhab  Hanbali);  sementara  aku  tidak  mau
           menyelamatkannya??”.

                  Aku (Ibnul Jawzi) berkata:
                  َ
                                      ُ َ
                                  ّ
                                             َ َ َ
                                                           ْ َ
                   َ
                                                                ُ ْ َ َ
                            ُ َ
                        َ
                                    ْ
                                                   ْ َ
                                            ْ
                 ىلٖ يقاـخ ِ ل ىحغً ي ِ ظلل ل٣ٞ  ي    *    لب٢ نا٧ ًم الله ضمدـب ذ٣بؾ
                                   ِ
                                            ِ
                      ِ
                                                                   ْ َ
                                                                   لهم
                                                ُ َ
                                  ْ
                   ْ    ُ َ ْ    ْ ّ    َ  ّ َ  َ  ْ َ  َ  ْ ُ ُ ْ َ َ ُ ّ َ
                                                             ْ ْ
                   يلثم اوضجـج نأ لِخـٟخلا ًٖ  *  ؼٗل     م٨باـخٖ نىـه٣ىج ىـل م٨هئو
                                                   ِ
                   ِ ِ
                               ِ ِ
                         ِ
           “Dengan  segala  pujian  Allah;  aku  telah  mengungguli  orang-orang
           terdahuluku,  katakan  kepada  orang-orang  yang  hendak
           melampauiku:  “Perlahanlah,  jangan  terburu-buru  [engaku  tidak
           dapat melebihiku]”.
           “Sungguh sekalipun kalian terus berusaha belajar; maka tetap kalian
           akan  kesulitan  untuk  mendapatkan  [mencapai  tingkatan]  orang
           semacam diriku”.
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170