Page 163 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 163
Islamic Theology | 155
rizki, menghidupkan, mematikan, memuliakan,
menghinakan, dan berbuat terhadap apa yang Dia
kehendaki dalam sehari semalam].
Ini adalah hadits palsu, diriwayatkan oleh Muhammad bin Utsman;
seorang yang ditinggalkan periwayatan haditsnya [matruk al-hadits ].
[Dengan demikian hadits ini sama sekali tidak dapat dijadikan
sandaran]
Hadits Ke Enam Puluh
Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:
َ
َ
َ
ُ
َ َ ْ
َ ّ
َ
َ ّ ُ
َ ّ
ْ ّ
يحأج ًمخغلا ـٟه ًم اهناٞ اهىبؿح لاٞ ذٍغلا مخًأع اطئ )لُ٢(
ِ
ِ
ِ
َ
َ
ُ
ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
ْ
ْ
َ
َ َ ْ ّ
ْ
ًم للهاب اوظُٗخؾاو اهرحز الله اىلأؾاٞ باظٗلاب يحأجو تمخغلاب
ِ
ِ
ِ
َ َ
ّ
اهغق
[Makna literal riwayat ini tidak boleh diambil,
mengatakan: “Jika kalian melihat angin maka janganlah
kalian mencacinya, karena sesungguhnya ia adalah
nafas Allah, datang dengan rahmat dan datang dengan
siksaan, maka mintalah kepada Allah akan kebaikan
angin tersebut dan berlindunglah dengan Allah dari
keburukannya”]. [Makna literal teks ini seakan
menetapkan adanya nafas bagi Allah].
Kata “ـٟىلا” adalah dalam makna “ـِٟىخلا”; artinya
melapangkan segala kesulitan. [Dengan demikian makna hadits
tersebut adalah bahwa angin adalah diantara yang melapangkan
kesulitan; dan yang dimaksud adalah angin yang membawa rahmat
yang dikirimkan oleh Allah].
Semakna dengan pemahaman hadits ini hadits lainnya yang
diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ْ
ّ
ُ
َ َ ُ
ْ
َ
ْ ّ َ َ
َ َ
ْ
ًمُلا تهح ًم م٨بع ـٟه ضحلأ يوئ
ِ
ِ ِ
ِ