Page 158 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 158

150 | Islamic Theology

                 Adapun redaksi hadits ini; “ب٦اغلاب لخغلا َُِأ” yang makna
           literalnya  bahwa  binatang  tunggangan  itu  menjadi  lemah  karena
           sangat kuat atau beratnya sesuatu yang menunggang pada dirinya
           [bukan artinya bahwa seperti demikian itu, Allah duduk di atas Arsy
           dan sangat berat, Na„ûdzu Billâh]. Sesungguhnya Allah maha suci dan
           agung pada derajat-Nya lebih dari segala apapun, Dia bukan bukan
           benda yang memiliki bentuk dan ukuran.

                  Sementara  al-Qâdlî Abu  Ya„la  al-Mujassim berkata  bahwa


           Arsy menjadi sangat berat karena Allah duduk di atasnya. Na„udzu

           Billah. Ini  adalah  nyata  penyerupaan  Allah  dengan  makhluk-Nya
           [yang merupakan keyakinan kufur].


           Hadits Ke Lima Puluh Tiga
                  Sahabat Abu Hurairah meriwayatkan:
                                                    ّ
                         َ
                                    ّ
                                                          ّ
                                              َ
                                                              َ
                     َ ْ ً
                                        َ
                     م   ُ   ٗ  ا  ِ    ؾ نا   ٧ ههئ" أ َ   غ٢ ه   هأ م   ل ّ   ؾو هُل   ٖ الله ى   لن يب   ىلا ً   ٖ )لُ٢(
                                     َ
                           ُ
                                                 ّ
                                ْ َ
                                                           َ َ
                                                     َ ُ
                                         َ َ ْ
                             ههطأو هُيُٖ ىلٖ هماهبئو ءاٖضلا ٘بنأ ٘يىٞ  ِ    ب   ه   ح   ر "ا    َ ْ ً
                          ِ
                 [Makna  literal  riwayat  ini  tidak  boleh  kita  ambil,
                 mengatakan:  Dari  Rasulullah  bahwa  ia  membacakan:
                 “ارحهب  اُٗمؾ  نا٧  ههئ”  [sesungguhnya  Dia  Allah  maha
                 mendengar  dan  maha  melihat];  lalu  Abu  Hurairah
                 meletakan jari telunjuk dan jari jempolnya pada mata
                 dan telinganya].
                  Dalam menjelaskan hadits ini para ulama berkata: “Tujuan
           hadits ini untuk mengungkapkan kebenaran adanya sifat sama„
                                                                        dan
           sifat bashar  bagi Allah (Tahqiq as- Sama„ wa al-Bashar). Isyarat Abu
           Hurairah  kepada  telinga  dan  mata  adalah  untuk  menetapkan
           kebenaran  adanya  sifat  sama„ dan  sifat  bashar bagi  Allah;  bukan


           untuk menetapkan bahwa Allah memiliki anggota badan telinga dan
           mata seperti yang ada pada dirinya”.
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163