Page 234 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 234

232  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            dijamin keselamatannya; maka terlebih lagi jika “perut” (rahim) itu
            yang  telah  mengandung  diri  Rasulullah  dalam  jangka  yang  cukup
            panjang. Dalil-dalil (bukti) dalam bahasan seperti ini sangat banyak,
            seorang  yang  mau  membuka  kitab-kitab  hadits  dan  sejarah  hidup
            Rasulullah  maka  ia  akan  mendapati  itu  semua,  seperti;  bahwa
            bayangan  mulia  tubuh  Rasulullah  tidak  nampak  pada  permukaan
            bumi  karena  dimungkinan  tempat  tersebut  tidak  suci,  dan  bahwa
            lalat  tidak  menempel  pada  tubuh  mulia  Rasulullah.  Artinya,  jika
            bayangan tubuh beliau saja tidak jatuh ke bumi, atau bahwa lalat saja
            tidak  menempel  pada  tubuh  beliau  yang  mulia;  maka  bagaimana
            mungkin  dapat  diterima  pendapat  yang  mengatakan  bahwa  tubuh
            Rasulullah  bercampur  [secara  fisik]  dengan  tubuh-tubuh  yang
            berkeyakinan najis dari orang-orang kafir, musyrik, para penyembah
            berhala?!  Na’udzu  billah.  Kita  berlindung  dengan  Allah  dari
            prasangka yang buruk semacam itu.
                    Dengan beberapa poin jawaban ini sebenarnya sudah cukup.
            Sesungguhnya orang berakal dan mendapatkan petunjuk dari Allah
            cukup  baginya  dengan  hanya  beberapa  isyarat.  Sementara  orang
            bodoh, dungu dan keras kepala walaupun diberikan ribuan dalil dan
            bukti,  dengan  segala  penjelasannya  maka  itu  semua  tidak  akan
            bermanfaat baginya sedikitpun.
                    Sebagai  kata  penutup,  penyusun  berdoa  semoga  buku
            sederhana  ini  dapat  ikut  memberikan  pencerahan  bagi  penulis
            sendiri,  keluarga  dan  kerabat,  dan  umumnya  bagi  kita  umat  Islam
            Indonesia  yang  senantiasa  memegang  teguh  ajaran  Rasulullah  dan
            para  sahabatnya  di  atas  manhaj  Ahlussunnah  Wal  Jama’ah,
            Asy’ariyyah  Maturidiyyah,  manhaj  yang  telah  diformulasikan  oleh
            dua  Imam  agung;  Imam  Abul  Hasan  al-Asy’ari  dan  Imam  Abu
            Manshur  al-Maturidi.  Segala  kebaikan  yang  ada  dalam  buku  ini
            semoga  memberikan  manfaat  besar  bagi  umat  Islam,  dan  segala
            kesalahan  serta  kekurangan  yang  ada  di  dalamnya  semoga  Allah
            memperbaikinya.
                    Akhirnya  penulis  berwasiat;  “Tetaplah  waspada  terhadap
            ajaran-ajaran di luar Ahlussunnah Wal Jama’ah, terutama terhadap
            ajaran-ajaran  Wahabi  yang  semakin  hari  semakin  “merasuk”  di
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239