Page 231 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 231
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 229
orang tua Rasulullah yang notabene bagian dari alam, yang bahkan
orang yang paling dekat dengan Rasulullah sendiri sebagai orang
yang tidak mendapat rahmat dan petunjuk Allah?
(5). Allah berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaum-mu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaan-mu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi kasih sayang terhadap orang-orang
mukmin” (QS. At-Taubah: 128). Kandungan ayat ini menunjukan
puncak kesempurnaan cinta Rasulullah bagi umatnya. Ayat ini
menunjukan bahwa Rasulullah sangat mengkhawatirkan umatnya
jatuh dalam perbuatan maksiat, seakan-akan Rasulullah berkata:
“Janganlah kalian berbuat maksiat, karena maksiat adalah sebab
adanya siksaan terhadap kalian”, dan adanya siksaan terhadap kalian
sangatlah terasa berat oleh Rasulullah. Seorang yang berakal akan
berkata: “Jika Rasulullah sangat keberatan bila umatnya disiksa,
maka tentu beliau lebih keberatan lagi bila yang disiksa tersebut
adalah orang yang paling mengasihi diri Rasulullah sendiri, [yang
telah melahirkannya; yaitu kedua orang tuanya]”. Allah melarang
umat Rasulullah untuk berbuat maksiat karena itu akan
memberatkan diri Rasulullah dengan adanya siksaan terhadap
mereka; maka bagaimana mungkin Allah ridla bagi kedua orang tua
Rasulullah dalam keadaan kafir dan masuk neraka sementara
Rasulullah sendiri tidak meridlai itu.
(6). Allah berfirman: “Tidaklah Kami menurunkan al-Qur’an
atasmu agar supaya engkau sengsara” (QS. Thaha: 2). Metode
pengambilan dalil-nya (wajh al-istidlal) sama dengan poin ke lima di
atas, yaitu; bahwa dalam ayat ini Allah berjanji bahwa turunnya al-
Qur’an sama sekali bukan untuk menjadikan Rasulullah susah dan
sengsara. Seandainya al-Qur’an telah turun, sementara Rasulullah
tetap dalam keadaan sedih karena kedua orang tuanya masuk
neraka; maka berarti sia-sia belaka janji Allah dalam QS. Thaha: 2 di
atas yang menyebutkan bahwa turunnya al-Qur’an tidak akan
membuat Rasulullah sengsara dan sedih, tentunya ini mustahil.
(7). Hadits yang diriwayatkan dalam dua kitab sahih; Shahih
al-Bukhari dan Shahih Muslim, Rasulullah mengatakan bahwa paling

