Page 7 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 7
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 5
Mukadimah
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah atas pimpinan kita, nabi Muhammad, segenap
keluarganya, dan para sahabatnya, serta orang-orang yang
senantiasa di atas ajarannya hingga hari akhir.
Saudaraku, ada banyak ulah kaum Wahabi dalam menyakiti
Rasulullah, di antaranya seperti mengingkari bacaan-bacaan shalawat
yang telah beratus tahun diamalkan oleh para ulama saleh, --
semacam bacaan shalawat Burdah, shalawat Nariyah, shalawat
Munjiyah, shalawat Thibbil Qulub, shalawat al-Fatih, shalawat Badr,
dan lainnya--, mengingkari penambahan kata “sayyidina” bagi
Rasulullah dalam bacaan shalawat, mengingkari tawassul dengan
Rasulullah, mengingkari tabarruk dengan peninggalan-peninggalan
Rasulullah, mengingkari memanggil nama Rasulullah dengan huruf
nida’ [dengan mengatakan “Yaa Rasulallah…”, “Yaa Muhammad…”
atau semacamnya], mengingkari bacaan shalawat setelah
kumandang adzan, mengatakan peringatan maulid nabi bid’ah sesat,
bahkan ada di antara orang Wahabi yang mengatakan bahwa
makanan yang dijadikan jamuan dalam peringatan maulid nabi lebih
haram dari pada daging babi, dan berbagai ajaran aneh lainnya.
Na’udzu billah. Termasuk salah satunya yang sering mereka
propagandakan adalah mengatakan bahwa kedua orang tua
Rasulullah termasuk orang-orang kafir. Hasbunallah.
Penulis sama sekali tidak ingin mengutip “di mana?”, atau
“dalam buku apa?”, atau “mana link dan web-nya?” bahwa itu semua
adalah ajaran-ajaran Wahabi, karena penulis khawatir justru akan
“menjual dagangan” mereka. Sesungguhnya ajaran-ajaran mereka, di
antaranya seperti yang kita sebutkan di atas bukan “barang rahasia”.
Tuduhan takfir dan tabdi’ (tuduhan kafir dan ahli bid’ah) yang sering