Page 9 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 9
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 7
maka selesai perkara, kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban
di akhirat kelak. Yang menjadi masalah adalah; mengapa kaum
Wahabi dalam berbagai kesempatan “ngotot” mengatakan kedua
orang tua Rasulullah kafir?! Seakan mereka mengatakan: “Seseorang
tidak dihukumi mukmin jika ia masih berkeyakinan kedua orang tua
Rasulullah mukmin”. Nyatalah apa yang kita katakan di atas bahwa
kaum Wahabi tidak senang jika Rasulullah dan orang-orang mulia di
dekatnya diagungkan dan dimuliakan.
* * *
Ada pelajaran sangat penting untuk kita petik; Suatu ketika di
hadapan salah seorang pengikut Syawdzab --(Syawdzab adalah
pemuka kaum Khawarij)-- Khalifah Umar ibn Abdil Aziz mengakui
bahwa di antara kerabatnya dari Bani Umayyah ada yang telah
berbuat zalim kepada orang banyak. Maka pengikut Syawdzab ini
berkata: “Kalau begitu mengapa engkau tidak melaknat mereka [Bani
Umayyah] secara keseluruhan dan menyatakan diri bahwa engkau
terbebas dari mereka?”, Khalifah Umar menjawab: “Kapankah
engkau berjanji bahwa engkau akan selalu melaknat Iblis dan
menyatakan diri bahwa engkau terbebas darinya?”, pengikut
Syawdzab berkata: “Aku tidak pernah mengingat itu”, Umar berkata:
“Terhadap Iblis saja, yang merupakan makhluk Allah yang paling
terlaknat, Allah tidak pernah mewajibkan bagimu untuk
melaknatnya, juga tidak pernah mewajibkan bagimu untuk
menyatakan diri bahwa engkau terbebas darinya; lalu apakah aku
harus melaknat dan membebaskan diri dari kerabat-kerabat-ku itu,
1
padahal mereka orang-orang Islam?”. Pengikut Syawdzab terdiam .
Dalam banyak riwayat, Rasulullah telah melarang kita
mencaci maki orang-orang yang telah meninggal, di antaranya
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam al-
Bukhari, dan Imam an-Nasa’i, dari Sayyidah Aisyah, bahwa Rasulullah
bersabda: “Janganlah kalian mencaci-maki orang-orang yang telah
1 Bara-ah al-Asy’ariyyin Min ‘Aqa-id al-Mukhalifin, Muhammad Arabi at-
Tabban, 1/176.