Page 65 - Art of Ericksonian Hypno
P. 65
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
Sebelumnya beberapa kali kami bermain “manusia tangan besi” pada malam-
malam menjelang tidur.
Ia seketika melihat tangan kirinya, dan tangisnya berhenti, dan sesaat
kemudian ia mengembangkan trance somnambulistik. Parasnya memucat,
bibirnya sedikit tersenyum dan ia berjalan-jalan di dalam rumah. Ia kembali
sadar dan menangis lagi keras-keras ketika tukang urut datang. Dan ternyata
ia pun bukan tukang urut tulang; perempuan itu tukang urut pegal-pegal.
Neneknya membujuk agar anak saya mau diurut. “Biar cepat sembuh, Nak,
tidak sakit.”
Saya bilang kepadanya, setelah meminta semua orang keluar dari kamar,
bahwa diurut itu sakit. “Akan terasa sakit, aku berkata yang sebenarnya,
tetapi itu membuat tangan besimu sembuh,” kata saya. “Jika tidak diurut, ia
akan sakit selamanya dan tidak akan bisa menjadi baik. Jadi, menurutku,
tangan besimu perlu diurut.”
Ia diam, memandangi saya.
“Jika kau bersedia, karena kau ingin tangan besimu sembuh, aku akan
memberi tahu rahasia menghadapi tukang urut. Kau mau dengar?”
Ia terus memandangi saya, kemudian mengangguk.
“Nanti ketika ia mengurutmu, kau harus betul-betul memperhatikan
bagaimana cara dia mengurut. Ini tangan besimu, dan ia harus kembali baik.
Jika ia mengurut dengan cara yang tidak benar, kau bisa memberi tahu dia
bagaimana cara mengurut yang benar. Karena itu kau harus benar-benar
memperhatikan cara dia mengurut. Kalau benar cara dia mengurut, tangan
besimu akan lekas sembuh.
“Dan di sana, di tempat tukang urut itu, nanti akan ada anak-anak lain yang
diurut. Mereka menangis. Nah, kalau kau menangis seperti mereka, aku ingin
kau menangis yang paling keras. Lebih keras dari semua anak yang ada di
tempat itu.
“Sekarang, yang penting kau selalu ingat, perhatikan baik-baik bagaimana
tangan tukang urut itu mengurut tangan besimu. Kasih tahu cara mengurut
yang benar jika ia tidak mengurut secara benar.”
Pada malam hari, sepulang dari tukang urut, ia menceritakan ke saya dengan
muka cerah bahwa ia sudah memperhatikan tangan tukang urut itu.
A.S. Laksana 65

