Page 66 - Art of Ericksonian Hypno
P. 66
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
“Menurutku ia sudah benar mengurutnya,” katanya. “Dan aku tadi menangis
paling keras.”
Tangannya membaik lebih cepat dari yang diperkirakan. Tiga hari setelah itu,
ia mengatakan kepada saya bahwa tangan besinya sudah terasa enak.
“Kupikir tidak perlu ke tukang urut itu lagi minggu depan,” katanya. Dan
tangannya memang betul-betul membaik.
Yang saya lakukan kepada anak saya pada waktu itu adalah membalik
posisinya dari korban menjadi orang yang berkuasa. Mula-mula saya
memberinya pilihan antara diurut dan tidak diurut. Diurut itu sedikit sakit,
tetapi sembuh. Itu pilihan yang masuk akal dibandingkan jika tidak diurut,
“ia akan sakit selamanya dan tidak akan bisa menjadi baik”.
Lalu saya menyampaikan rahasia menghadapi tukang urut. Pada saat inilah
saya membalik posisinya dari pihak korban, di mana tukang urut boleh
melakukan apa saja terhadapnya, menjadi orang yang berkuasa: ia berhak
memberi tahu si tukang urut jika cara mengurutnya tidak benar.
Dan saran untuk menangis paling keras akan memberinya perasaan bebas—
dan juga sensasi sebagai seorang juara. Ia bisa menangis sekeras-kerasnya
ketika anak-anak lain menangis takut-takut dan tertahan-tahan, dan
tangisannya paling keras dibanding siapa saja yang ada di situ. Itu sebuah
kemenangan.
***
Jadi tingkatkan kecakapan anda menggunakan bahasa hipnotik dalam
keseharian. Anda bisa menggunakannya prinsip penyisipan, atau sugesti
Interspersal. Anda bisa menggunakan Double Bind. Anda bisa
menggunakan pola tantangan. Anda bisa menggunakan Yes Set. Anda bisa
menggunakan Metafora. Anda bisa menggunakan pola apa pun secara
fleksibel untuk menyentuh bawah sadar orang dalam penyampaian yang
biasa-biasa saja, tanpa menunjukkan hasrat-hasrat untuk memaksa atau
menyudurkan orang lain dengan bahasa anda.
Menerapkan bahasa hipnotik dalam percakapan sehari-hari adalah cara
paling mudah untuk membuat anda akrab dengan bahasa tersebut. Itu akan
membuat anda fasih menggunakannya dalam berbagai kesempatan.
Sebetulnya setiap pembicara yang menakjubkan, setiap penceramah yang
mampu menggugah khalayaknya, selalu memiliki kemampuan untuk
menggunakan bahasa hipnotik. Ia memiliki kecakapan memilih kata-kata
A.S. Laksana 66

