Page 103 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 103

Memahami Makna Bid‟ah | 101

                    Riwayat-riwayat   hadits   tentang    at-tatswib   yang
            menyebutkan  bahwa  kalimat  tersebut  diperintahkan  oleh
            Rasulullah kepada Bilal untuk dikumandangkan adalah riwayat
            lemah (dl‟aif). Riwayat yang benar adalah bahwa kalimat at-tatswib
            tersebut  diprakarsai/dirintis  oleh  „Umar  ibn  al-Khaththab
            sebagaimana  telah  ditegaskan  oleh  az-Zurqani  dalam  Syarh al-
                       142
            Muwaththa‟.   Riwayat  seperti  ini  pula;  bahwa  at-tatswib  dari
            rintisan „Umar disebutkan oleh al-Imam al-Bayhaqi dalam as-Sunan
            al-Kubra,  al-Imam  ad-Daraquthni  dalam Sunan-nya, dan al-Imam
            Ibnu Abi Syaybah dalam al-Mushannaf.
                                                 143
                    (Tiga):  Proyek  pengumpulan  al-Qur‟an  adalah  bid‟ah
            yang belum ada di zaman Rasulullah hingga wafatnya. Proyek ini
            baru  hendak  dirintis  di  masa  Khalifah  Abu  Bakr  ash-Shiddiq,
            pasca  wafat  Rasulullah.  „Umar  memiliki  inisiatif  untuk
            menghimpun  al-Qur‟an  dan  menjadikannya  dalam  lembaran
            (suhuf) karena banyaknya para sahabat Rasulullah yang terbunuh
            dalam  perang Yamamah. Di antara mereka adalah orang-orang
            yang hafal al-Qur‟an, seluruhnya, atau beberapa bagiannya. „Umar
            mengutarakan ide menghimpun al-Qur‟an (Jam‟ul Qur‟an) kepada
            Khalifah  Abu  Bakr.  Semula  Abu  Bakr  tidak  memberikan
            apresiasi. Beliau berkata: “Bagaimana kita hendak melaksanakan apa
            yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah?”. „Umar menjawab: “Ia,
            Demi Allah, adalah baik”. „Umar terus meyodorkan ide tersebut,
            hingga  Abu  Bakr  terbuka  untuk  itu.  Lalu  Khalifah  Abu  Bakr
            menyodorkan ide Jam‟ul Qur‟an tersebut kepada sahabat Zaid ibn
            Tsabit,  sekaligus  menunjuknya  untuk  membidangi  proyek
            tersebut. Pada awalnya Zaid-pun kurang apresiatif. Beliau berkata:

                   142 َ Lihat  az-Zurqani,  Syarh  az-Zurqani  „Ala  al-Muwaththa‟,  Kitab  ash-
            Shalat, hadits nomor 151,  j. 1, h. 217.
                   143 َal-Bayhaqi, as-Sunan al-Kubra, j. 1, h. 424 Bab; at-Tatswib Fi Shalat
            ash-Shubh,  ad-Daraquthni,  Sunan  ad-Daraquthni,  j.  1,  h.  251,  dan  Ibnu  Abi
            Syaybah, al-Mushannaf, j. 1, h. 235
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108