Page 105 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 105
Memahami Makna Bid‟ah | 103
(Empat): Pembuatan titik-titik dalam beberapa huruf al-
Qur‟an oleh Yahya ibn Ya‟mur (w 129 H). Beliau adalah salah
seorang Tabi‟in yang mulia, seorang alim dan bertaqwa,
mengambil riwayat hadits di antaranya dari sahabat Abdullah ibn
„Umar. Rintisan beliau ini disepakati oleh para ulama dari
kalangan ahli Hadits dan lainnya. Mereka semua menganggap baik
pembuatan titik-titik dalam beberapa huruf al-Qur‟an tersebut.
Padahal ketika Rasulullah mendiktekan bacaan-bacaan al-Qur‟an
tersebut kepada para penulis wahyu, mereka semua
menuliskannya dengan tanpa titik-titik sedikitpun pada huruf-
hurufnya.
Demikian pula di masa Khalifah „Utsman ibn „Affan,
beliau menyalin dan menggandakan mush-haf menjadi lima atau
enam naskah, pada setiap salinan mush-haf-mush-haf tersebut tidak
ada satu-pun yang dibuatkan titik-titik pada sebagian huruf-
hurufnya. Namun demikian, sejak setelah pemberian titik-titik
oleh Yahya bin Ya‟mur tersebut kemudian semua umat Islam
hingga kini selalu memakai titik dalam penulisan huruf-huruf al-
Qur‟an. Apakah mungkin hal ini dikatakan sebagai bid‟ah sesat
hanya karena Rasulullah tidak pernah melakukannya?! Jika
demikian halnya maka hendaklah mereka meninggalkan mush-haf-
mush-haf tersebut dan menghilangkan titik-titiknya seperti pada
masa „Utsman?!.
Abu Bakar ibn Abu Dawud, --putra dari al-Imam Abu
Dawud penulis kitab Sunan--, dalam kitabnya al-Mashahif berkata:
َ ػىاَ.رمعكَنبَرِيَفحاصق١اَطقنَنمَؿوأ
“Orang yang pertama kali membuat titik-titik dalam Mush-haf adalah
146
Yahya bin Ya‟mur”.
146 َIbnu Abi Dawud, Kitab al-Masha-hif, h. 158