Page 33 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 33

Memahami Makna Bid‟ah | 31

            (pendendang/vokalis)  membacakan  bait-bair  sya‟ir  karya  ash-
            Sharshari dalam puji-pujian kepada Rasulullah:

                  Masih  dinilai  sedikit  pujian  terhadap  Rasulullah walau
                  ditulis diatas kertas dengan tinta emas; dari seorang yang
                  sangat indah tulisannya (kaligrafinya).
                  Dan  walaupun  orang-orang  terkemuka/mulia  saat
                  mendengar  [pujian  terhadap  Rasulullah]  mereka  semua
                  berdiri  berbaris-baris,  atau  mereka yang duduk bertekuk
                  pada lutut [karena khusyu‟/tunduk/saat mendengarnya].
            Maka ketika itu al-Imam Taqiyyuddin as-Subki berdiri, dan semua
            hadirin  yang  ada  di  majelis  itu  ikut  berdiri;  hingga  terjadilah
            kekhusuyu-an yang sangat di majelis tersebut. Cukup peristiwa ini
            menjadi teladan bagi kita. Ibnu Hajar al-Haytami telah berkata
            bahwa bid‟ah hasanah disepakati dalam anjuran utuk dikerjakan.
            Dan peringatan maulid Nabi; serta berkumpulnya manusia untuk
            itu adalah bagian dari bid‟ah hasanah. As-Sakhawi berkata bahwa
            model  peringatan  maulid  Nabi  tidak  pernah  dikerjakan  oleh
            siapapun  di  tiga  abad  pertama hijriyah. Barulah terjadi setelah
            lewat masa tiga abad itu. Kemudian setelah itu orang-orang Islam
            senantiasa  di  seluruh  tempat  dan  kota-kota  besar  berkumpul
            untuk  memperingati  maulid  Nabi.  Di  malam  harinya  mereka
            banyak mengeluarkan berbagai macam sedekah. Mereka khusu‟
            membaca  sejarah  malid  Nabi  yang  mulia, sehingga nampaklah
            keberkahan  maulid  atas  mereka  dengan  karunia  yang  sangat
            agung.  Ibnul  Jawzi  berkata  bahwa  di  antara  keistimewaan
            peringatan maulid Nabi bahwa [dengan sebab] itu menjadi aman
            di  tahun  tersebut,  dan  menjadi kabar gembira yang cepat bagi
            tercapainya segala cita-cita (keinginan). Orang yang pertamakali
            merintis  peringatan  Maulid  Nabi  dari  raja-raja  adalah  al-
            Muzhaffar;  raja  Irbilia  (sekarang  Irak).  Ibnu  Dihyah  telah
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38