Page 66 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 66

64  | Memahami Makna Bid‟ah

            Namun kemudian „Umar ibn al-Khaththab menambahkan bacaan
            tersebut dengan kalimat yang ia buat sendiri. Dalam hal ini, pada
            dasarnya „Umar telah membuat bid‟ah, karena merintis bacaan-
            bacaan talbiyah yang tidak pernah diajarkan Rasulullah. Namun itu
            adalah  bid‟ah  hasanah,  karena  sejalan  dengan  kaedah-kaedah
            Syara‟.
                    (Dua Belas): „Abdullah ibn „Umar menganggap bahwa
            shalat  Dluha  sebagai  perkara  baru  (muhdatsah/bid‟ah),  karena
            Rasulullah tidak pernah melakukannya. Tentang shalat Dluha ini
            beliau berkata:
                                                     ِ
                                                         ِ
                  َروصنمَنبَديعسَهاور(َاوُ ػثدحَأَامَِ نسحَأَنمَ لَاه نإوَةَ ثدم٤َاه نإ ِ
                                                         ػ
                                                                   ػ
                                       َ
                                                            ٌ َُْ َ
                                                        َ َ
                                     ْ ْ َ َ ْ ْ
                                                      َ  )حيحصَدانسإب
            “Sesungguhnya shalat Dluha itu perkara baru, dan hal itu merupakan
            salah satu perkara terbaik dari apa yang mereka rintis”. (HR. Sa‟id ibn
            Manshur  dengan  sanad  yang  Shahih). Dalam riwayat lain, tentang
            shalat Dluha ini sahabat „Abdullah ibn „Umar mengatakan:
                                                              ِ
                                                       ِ
                                  َ  )ةبيشَةيأَنباَهاور(َةعدبلاَتمعنوَةعدب ِ
                                                                ٌ
                                                   ُ َ ْ
                                                          ْ ْ َ َ ْ
                                                            َ
            “Shalat Dluha adalah bid‟ah, dan ia adalah sebaik-baiknya bid‟ah”. (HR.
            Ibn Abi Syaibah). Riwayat-riwayat ini dituturkan oleh al-Hafizh Ibn
            Hajar  dalam  Fath  al-Bari dengan sanad yang sahih dari al-Imam
            Mujahid ibn Jabr al-Makki.
                                      54

                    (Tiga  Belas): Dalam  hadits  riwayat  Abu  Dawud
            disebutkan  bahwa  „Abdullah  ibn  „Umar  ibn  al-Khaththab
            menambahkan kalimat Tasyahhud dalam shalat terhadap kalimat-
            kalimat Tasyahhud yang diajarkan oleh Rasulullah. Al-Imam Abu


                   54 َ Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari, j. 3, h. 63. Lihat pula al-„Ayni,
            „Umdah al-Qari, j. 7, h. 344
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71