Page 67 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 67
Memahami Makna Bid‟ah | 65
Dawud meriwayatkan dengan sanad-nya dari al-Imam Mujahid dari
sahabat „Abdullah ibn „Umar, berkata:
ِ
ِ
ِ
َ؛ َ د ُّ هش تلاَقي ِ َ ملسوَويلعَللاَىلص َو للاَؿوسرَنعَ،رمعَ ِ نباَ ِ نع
َ
َ
ُ َ ْ َ
ََُ ْ
ِ ِ
ِ
ن
َةؼٛروَ ِ بي لاَاهػكَأَكيَ لعَـ َ يبسلاَ،تابي طلاَتاوَ ل صلاَ،و للَتايح تلا
ُ َْ
ُّ
ُ
ََ ُّ
ُ
َ َ ْ َ ُ
ُ َ
َ
َ وتاكرػبوَ:اهيف
َ وتاكرػبوَو للا
َـ َ يبسلا َ - َ ُُ َ َََ َ ِ َ َ تدز ِ َ ؛ َ رمعَنباَ َ ؿاقَ:ؿاق ، َ َ َ ُُ َ َََ ِ
َ
ُ
ُ ْ
ََُ ُ ْ
ِ ِ ِ
ِِ
ِ ِ
َؿاق - َ َ َ َو للاَ ىاإَوَ لإَ َ ىاَ ْ فَأَدهشَأَ،ذُـٟا صلاَو للاَدابعَىَ لعوَانػيَ لع
ْ
َ
َ َ ْ َ
ُ َ
ُ
َ
َ
َ
ِ
ِ
ِ
َ وَ لَككرشَ َ ىاَهدحو
َادمم٤َ فَأَدهشَأو َ - َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َ:اهيفَتدزَ:رمعَنبا
ً َُ
َ ُ ْ
ْ
ََُ ُ ْ
ُ َ َ
َ ػىاَ. َ وُ لوسروَهدبع
ُ ُ ََ ُ ُ َْ
(Maknanya: Dari Ibnu „Umar, dari Rasulullah dalam bacaan
tasyahhud, yaitu; “at-Tahiyyatu Lillah...”, dan seterusnya). Sementara
dalam kalimat tasayahhud „Abdullah ibn „Umar terdapat tambahan
kalimat: “wahdahu la syarika lah”. Kalimat tersebut bukan dari
Rasulullah. Bahkan „Abdullah ibn „Umar sendiri berkata: “Wa Ana
55
Zidtuha”, artinya: “Aku sendiri yang menambahkannya”. Artinya,
dalam hal ini „Abdullah ibn „Umar telah membuat bid‟ah, karena
ia merintis sesuatu yang baru yang yang tidak pernah diajarkan
oleh Rasulullah sebelumnya.
Sementara itu beberapa redaksi tasayahhud yang datang
(warid) dari Rasulullah tanpa adanya tambahan tersebut, yaitu:
56
55 َAbu Dawud, Sunan Abi Dawud, hadits nomor 971. Lihat pula ad-
Daraquthni, Sunan ad-Daraquthni, j. 2, h. 161, dan berkata: “Hadits ini dengan
sanad sahih”. Lihat pula Ibnu Hajar, Fath al-Bari, j. 2, h. 315. Dan hadits ini
memiliki syawahid yang sangat banyak, di antara lihat an-Nasa-i, as-Sunan al-
Kubra, hadits nomor 758, dan 7563, Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, hadits nomor
1892, Ibn Hibban, Shahih Ibn Hibban, hadits nomor 6402, dan lainnya.
56 َ Ini adalah redaksi tasayahhud dalam riwayat Ibnu „Abbas. Lihat
Muslim, Shahih Muslim, hadits nomor 60