Page 16 - HANDOUT ELEKTRONIK KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTEMUAN 1
P. 16
Rimbo Tujuh Danau merupakan suatu kearifan lokal masyarakat Buluhcina Kecamatan
Siak Hulu Kabupaten Kampar. Rimbo Tujuh Danau merupakan salah satu bentuk adat dan
budaya masyarakat dalam melestarikan warisan budaya sejak dahulu dijaga oleh masyarakat.
Pada awalnya Rimbo Tujuh Danau ini tidak begitu banyak terdapat ikan di dalamnya hanya
beberap jenis ikan saja. Namun masyarakat Buluhcina sepakat untuk tidak mengambil ikan di
Rimbo Tujuh Danau karena mengingat ukuran ikan yang masih kecil-kecil (tidak layak untuk
diambil), sehingga berniat akan mengambil ikan secara bersama-sama apabila ikan sudah
besar dan sudah layak untuk di konsumsi. Setelah ikan diambil atau dipanen secara bersama-
sama ternyata hasil tangkapan atau panen lumayan banyak bahkan bisa diperjual belikan. Dan
masyarakat pun senang serta bergembira saat panen ikan secara bersama-sama di Rimbo Tujuh
Danau. Dari kejadian tersebut, kegiatan menangkap ikan secara bersama-sama dijadikan
tradisi adat yang sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat Buluhcina.
Masyarakat mempercayai bahwa adanya nilai-nilai positif yang bisa di ambil dari
kegiatan tersebut seperti nilai ekonomis maupun social. Dengan adanya kegiatan menangkap
ikan secara bersama-sama tersebut terjalinnya hubungan silaturrahmi sesama masyarakat,
terjaganya warisan budaya, serta mengubah sikap dan tingkah laku manusia terhadap alam dan
lingkungannya. Menangkap ikan secara bersama-sama ini, masyarakat Buluh Cina
memberikan nama yaitu “mengowik”. Sekarang di Rimbo Tujuh Danau ini dijadikan sebagai
wisata pemancingan bagi orang yang ingin mengunjungi atau yang ingin memancing disana
diperbolehkan oleh masyarakat Desa Buluhcina dengan beberapa aturan yang sudah dibuat.
7