Page 93 - POWERFULL APLICATION_Neat
P. 93
penghargaan majalah sastra. Keunggulannya—ter-
utama dalam cerpen itu—Willy mampu melukiskan
gejolak perasaan perempuan pada saat jatuh cinta,
dan detail getaran fisik perawan ketika dilanda rindu.
Hal itu terbaca pula pada cerpen “Kenang-kenangan
Seorang Wanita Pemalu”.
Setelah lulus SMA, Willy kuliah di jurusan
Sastra Barat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Di
kampus ini telah lebih dulu ada Umar Kayam yang
mampu melihat bakat Willy sebagai aktor. Willy sudah
populer dalam pergaulan mahasiswa dan mahasiswi
di Bulaksumur itu. Bahkan, santer disebut banyak
pacarnya. Rendra sendiri tertekan dengan kenyataan
itu. “Mahasiswi ini mahasiswi itu silih berganti
mendekati saya dan mengatakan telah mengenal
saya. Aneh. Saya tanya kenal di mana? Baru membaca
satu puisiku saja sudah merasa kenal diriku? Ini gila.
Mereka akan menguasai hidupku, dan menjadikan aku
piala bergilir. Saya benar-benar shock. Saya perlu Mas
Kayam sebagai mentor. Saya konsultasi dengan beliau.”
Itulah saat pancaroba dari anak muda biasa berubah
populer. Setiap langkah harus bertanggung jawab pada
pencintanya. Mentalnya terguncang. Untung Umar
Kayam menolongnya. Beliau seperti seorang bapak
yang membantu merumuskan sikap menghadapi
popularitas dan penggemar, yaitu, “Popularitas itu
hampa, hanya karya yang nyata.” Dan, penggemar tak
76

