Page 29 - Delrefi. D MATERI PENG. JMOTORIK
P. 29
rs. Delrefi.D, M.Pd 2012
S1-PAUD FKIP Universitas Bengkulu
Sebaliknya apabila menganut faham bahwa faktor lingkungan yang paling
menetukan atau disebut faham empirisme, maka konsekuensinya dalam keolahragaan
akan berbeda. Sesuai dengan faham ini apabila menghendaki seorang anak
dikemudian hari bisa menjadi olahragawan berprestasi tinggi, maka sejak lahir harus
sudah dipersiapkan lingkungan yang sebaik-baiknya yang bisa memacu anak untuk
berkembang menjadi olahragawan besar. Disini peranan pendidik, pembina, atau
pelatih menjadi besar artinya. Ditangan pendidik, pembina, pelatih yang baik dan
disertai lingkungan yang memadai siapapun dapat menjadi olahragawan besar. Jadi
menurut faham ini olaragawan besar isa dibuat, bukan dilahirkan.
Melihat kedua faham yang bertolak belakang tersebut para ahli dan para
pendidik dewasa ini,seperti telah disinggung didepan cenderung memadukannya.
Perkembangan perilaku terjadi karena interkasi antara faktor keturunan dangan faktor
lingkungan. Kewajiban para pendidik adalah menciptakan lingkungan yang cocok bagi
setiap individu agar terjadi interaksi yang baik antara individu dengan lingkungan.
Dengan begitu potensi yang dimiliki bisa berkembang secara optimal. Konsekuensi
pemaduan kedua faham tersebut dalam keolahragaan adalah bahwa bakat dan
pembinaan sama pentingnya. Hanya bakat saja tanpa ada pembinaan yang baik atau
tidak ada lingkungan yang mendukung, tidak akan mencapai prestasi olahraga yang
tinggi. Sebaliknya walaupun lingkungan sangat menunjang atau dibina sebaik-baiknya,
namun tidak ada bakat didalam dirinya maka yang bersangkutan tidak akan menjadi
olahragawan yang besar. Prestasi olahraga yang tinggi hanya bisa dicapai oleh individu
yang memiliki bakat dibidang olahraga, dan dibina dengan baik sejak usia muda. Disini
peranan pendidik juga besar artinya. Pembinaan yang baik berarti pembinaan yang
disesuaikan dengan tingkat kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan setiap
individu, serta sesuai dengan arah perkembangan yang diharapkan. Hanya pendidik
yang baik yang bisa melaksanakan pembinaan yang baik.
Dengan mengetahui bahwa setiap individu berbakat olahraga, maka
penanganan pendidikan jasmani di sekolah dasar seharusnya tidak berorientasi pada
arah pembinaan prestasi di bidang olahraga melainkan untuk membina anak agar bisa
tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan potensinya masing-masing.
29

