Page 37 - SEJARAH SMK KELAS XI
P. 37
belum tiba dan Jepang masih berusaha mempertahankan kekuasaannya
di Kalimantan.
c. Perlawanan Rakyat di Tasikmalaya
Perlawanan rakyat Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat) dipimpin oleh
KH Zainal Mustofa. Ia adalah seorang ulama yang tegas pendiriannya.
Ia tidak bersedia melakukan seikerei, yaitu memberi penghormatan kepada
Kaisar Jepang (yang dianggap keturunan Dewa Matahari atau Amaterasu)
dengan membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Bagi KH Zainal
Mustofa tindakan tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Karena sikapnya itu, hubungan antara KH Zainal Mustofa dan Jepang
semakin tegang. KH Zainal Mustofa telah bertekad untuk melawan
Jepang karena tidak tahan melihat kehidupan rakyat yang sangat sengsara.
Untuk menghadapi serangan Jepang, ia menyiapkan muridnya dengan
mempertebal keyakinan agama dan mengajarkan kemahiran bela diri silat.
Setelah melihat gerakan di Singaparna, pimpinan militer Jepang
kemudian mengirim utusan untuk menangkap KH Zainal Mustofa. Sumber: https://bit.ly/4fHWMw8
Gambar 1.21 KH Zainal Mustofa
Setibanya di Singaparna, utusan Jepang tersebut dikeroyok oleh
rakyat dan dalam keadaan luka-luka, ia masih dapat melarikan diri ke
Tasikmalaya. Akibat peristiwa tersebut, Jepang mengirimkan pasukan
untuk menggempur Singaparna dan menangkap KH Zainal Mustofa.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 25 Februari 1944, seusai salat Jumat.
Pertempuran antara pasukan Jepang dan pengikut KH Zainal Mustofa
tidak terbendung lagi. Sejumlah anggota pasukan Jepang terbunuh dan
terluka dalam pertempuran tersebut. Sebaliknya, ratusan rakyat menjadi
korban karena persenjataannya tidak seimbang. KH Zainal Mustofa
dan sejumlah tokoh perlawanan dipenjarakan, kemudian dipindahkan Sumber: https://bit.ly/4cmrdoL
ke Jakarta. Setelah mengalami siksaan berat di dalam penjara, akhirnya Gambar 1.22 Makam KH Zainal Mustofa
KH Zainal Mustofa dijatuhi hukuman mati.
d. Perlawanan Rakyat di Indramayu
Perlawanan ini terjadi pada bulan April 1944 karena adanya kewajiban
menyetorkan hasil panen berupa padi dan kerja paksa yang mengakibatkan
penderitaan rakyat Indramayu. Pada bulan ini, rakyat melakukan
perlawanan di Karangampel. Perlawanan juga dilakukan oleh orang-orang
yang berada di Cidemper dan Lohbener. Perlawanan ini mudah ditangani
oleh Jepang karena senjata perang sederhana dan rakyat belum begitu
mengusasai strategi perang.
e. Perlawanan PETA di Blitar
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan organisasi militer bentukan Jepang
yang kemudian melakukan perlawanan terhadap pendirinya. Perlawanan
terjadi karena permasalahan padi, romusha, dan Heiho yang dilakukan
secara paksa di luar batas perikemanusiaan. Alasan lainnya adalah karena
pelatih-pelatih militer dari Jepang sering merendahkan orang-orang
Indonesia dan bersifat angkuh. Hal ini membuat para prajurit pribumi
marah karena harga dirinya diinjak-injak.
Bab I Pendudukan Jepang di Indonesia 23

