Page 11 - Sejarah Peradaban Islam
P. 11

Persi dan Romawi. Contoh yang lebih dekat lagi dan telah berusia
                 berabad-abad adalah Menara Kudus yang merupakan akulturasi unik
                 persentuhan dua kebudayaan. Jika Ricklefs, ahli sejarah Islam Jawa
                 menyimpulkan bahwa kehadiran Islam di Jawa sangat diwarnai dengan
                 proses harmonisasi dan tidak mengusik elemen-elemen Hindu-Buddha,
                                                                                    2
                 maka Menara Kudus sesungguhnya sangat relevan jika diangkat sebagai
                 simbol kemesraan, peacefull coexistence, lambang kehidupan masyarakat
                 yang cinta akan hidup berdampingan dalam perbedaan.


                 Landasan dan Perkembangan Peradaban Islam

                 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa peradaban terkadang berarti
                 kebudayaan. Dalam pembahasan di sini kebudayaan lebih dimaksud-
                 kan sebagai cara berpikir, cara pandang (outlook), atau mentalitas
                 manusia. Manusia sebagai aktor kebudayaan dengan landasan ideolo-
                 gisnya menjadi sentral pembahasan, karena dalam ajaran Islam manu-
                 sia dengan tolok ukur mentalitasnya adalah aktor perubahan. Alquran
                 mengajarkan bahwa Allah tidak akan mengubah satu komunitas,
                 sebelum mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar-Ra'd (13): 11).
                     Salah satu yang mengesankan dalam sendi-sendi peradaban Islam
                 adalah pendidikan seumur hidup (life-long education) yang terukir dalam
                 sejarah sekaligus dalam sabda Rasulullah , "Carilah ilmu dari sejak
                 bayi sampai ke liang lahat". Islam menempatkan ilmu dalam tempat
                 khusus dan memberi nilai lebih terhadap ilmu (the value of knowledge).
                 Saksinya adalah ratusan hadis dan ayat-ayat Alquran yang berhubungan
                 dengan ilmu. Hal tersebut masih diperkuat lagi dengan  fakta sejarah.
                     Nabi Muhammad dengan ajaran-ajarannya telah diikuti ulama-
                 ulama besar, para ilmuwan muslim dari berbagai bidang ilmu; filsafat,
                 kedokteran, falak, geografi, matematik, fisika, kimia, sastra, sosiologi,
                 sejarah, ilmu politik, dan sebagainya.  Karya-karya agung mereka sampai
                                                   3


                 2   Lihat, M.C. Ricklefs, Six Centuries of Islamization in Java dalam Nehemia Levtzion, Conversion to
                    Islam, New York: 1979, hlm. 100–127.
                 3   Sejarawan nonmuslim yang membuktikan kebenaran histori hadis Nabi  tentang pendidikan seumur
                    hidup dan apresiasi muslim terhadap pengetahuan, di antaranya Jonathan Berkery, The Tansmission of
                    Knowledge in Medieval Cairo (1993).

                                                                 Kata  Pengantar   ix
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16