Page 13 - Sejarah Peradaban Islam
P. 13
8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi
dunia Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
9. Para ilmuwan muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang
rumah sakit, sanitasi, serta makanan ke Eropa. 4
Apa sesungguhnya kunci kehebatan perkembangan peradaban
dunia Islam di masa lampau? Tidaklah terlalu menyederhanakan
persoalan (oversimplification), jika di sini ingin dikatakan bahwa hal
tersebut sangat berhubungan erat dengan keberhasilan umat Islam
dalam memahami, menyerap, mentransfer, serta melaksanakan ajaran-
ajaran Rasulullah secara konsisten, dinamis, dan kreatif. Dinamika umat
Islam lima abad pertama (sejak munculnya Islam abad tujuh sampai
sebelas) dalam melaksanakan ajaran Rasulullah mengenai kegairahan
mencari ilmu (uthlub al-ilma), benar-benar merata dari raja sampai rakyat
jelata. 5
Seperti deskripsi di atas, sejarah perkembangan peradaban Islam
sangat ditandai dengan hubungan yang harmonis dan dialogis antara
ilmu dan nonagama. Kedua disiplin ilmu ini ternyata saling melengkapi.
Ilmu-ilmu agama berkembang terlebih dahulu dan seolah-olah
mengisyaratkan bahwa manusia dan peradabannya harus dilandasi
dengan bangunan keagamaan dan keimanan yang kokoh sebelum
ilmu-ilmu lain mewarnai dirinya.
Ajaran yang diperkenalkan Muhammad (dinul Islam) lahir
belakangan, tetapi menguasai peradaban dunia terlebih dahulu, jauh
meninggalkan Kristen. Di abad ke-16 misalnya, karena keangkuhan
gereja, ilmuwan-ilmuwan terbaik dari abad tersebut terenggut
4 Mehdi Nakosteen, History of Islamic Origin of Western Education, Colorado: 1964, hlm. 60–61.
5 Dua kerajaan Islam raksasa, yaitu Kerajaan Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah terkenal dalam sejarah
sebagai the patrons of knowledge (sponsor ilmu pengetahuan). Ulama dan ilmuwan-ilmuwan Islam
mendapat perhatian khusus dari raja. Alkindi, filsuf muslim yang wafat tahun 873 M misalnya, diberi
tugas mengajar privat putra-putra raja Abbasiyah. Bahkan kerajaan Islam yang terkuat dan jaya pada
abad ke-13 sampai abad ke-19, yakni the Ottoman, atau Kerajaan Usmaniyah, yang menguasai tiga
benua: Asia, Afrika, dan Eropa, di abad ke-16 terkenal sebagai the patron of art karena intensitasnya
mengembnagkan seni dalam berbagai ragam bentuk.
Kata Pengantar xi